Minggu, 29 Agustus 2010

Senat Universitas Kembali Pilih Komaruddin Hidayat


Ruang Diorama, UIN Online – Anggota Senat Universitas kembali memilih Prof Dr Komaruddin Hidayat sebagai Rektor UIN Jakarta masa bakti 2010-2014. Calon incumbent ini terpilih kedua kali setelah mengalahkan dua kandidat pesaingnya, yakni Prof Dr Muhammad Amin Suma dan Prof Dr Abuddin Nata pada pemilihan calon rektor yang digelar di Ruang Diorama, Rabu (25/8). Pemilihan calon rektor dipimpin Prof Dr Yunan Yusuf sebagai ketua dan Prof Dr Ahmad Thib Raya sebagai sekretaris.

Dari 95 anggota senat yang hadir, Komaruddin Hidayat mengantongi 58 suara. Sementara Amin Suma dan Abuddin Nata masing-masing meraup 35 suara dan satu suara. Satu suara sisanya dinyatakan tidak sah karena terdapat dua nama yang dipilih.

Pemilihan calon rektor UIN Jakarta berjalan lancar dan demokratis. Pemilihan dilakukan secara one man one vote atau satu orang satu suara serta diselenggarakan secara tertutup melalui bilik suara. Dari total 100 anggota senat yang memiliki hak pilih, lima di antaranya tidak hadir. Di antara anggota senat yang hadir tampak mantan Rektor UIN Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra dan guru besar Fakultas Ushuluddin yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin.

Ketua Panitia Pemilihan Calon Rektor Drs Hamid Sholihin menyatakan, proses penjaringan bakal calon telah dilakukan sebulan lalu melalui penyebaran formulir. Dari sekitar 60 persen anggota senat yang berhak dipilih, hanya tiga yang mengembalikan formulir. Mereka adalah Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta periode 2006-2010), Muhammad Amin Suma (Dekan Fakultas Syariah dan Hukum periode 2010-2014), dan Abuddin Nata (Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah periode 2010-2014). “Hanya tiga nama itu yang siap maju dan dipilih,” katanya.

Guru besar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prof Dr Andi Faisal Bakti yang disebut-sebut bakal ikut meramaikan bursa pencalonan, urung maju beberapa minggu sebelum pemilihan. “Saya terpaksa harus mundur karena situasinya belum memungkinkan,” ujarnya kepada UIN Online, waktu itu.

Menurut Ketua Steering Commitee Prof Dr Amsal Bakhtiar, rektor terpilih selanjutkan akan dikukuhkan melalui Keputusan Presiden yang disampaikan melalui Menteri Agama RI. Sementara masa akhir jabatan definitif rektor berlangsung hingga Desember 2010.

Komaruddin Hidayat lahir di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, 18 Oktober 1953. Ia pernah nyantri di Pesantren Pabelan (1969). Kemudian menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama IAIN Jakarta (1981). Setelah itu, dia melanjutkan ke Middle East University, Ankara, Turki untuk menempuh pendidikan S2 dan S3 (1995). Pernah juga memperoleh beasiswa post-doctorate research di McGill University, Kanada selama satu semester dan di Hartfort Seminary, Connecticut, Amerika Serikat pada program yang sama (1997), serta International Visitor Program (IVP) ke AS (2002).

Aktif di dunia akademik dimulai sebagai Ketua Jurusan Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin. Kemudian menjadi Wakil Direktur Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) IAIN Jakarta, Direktur Program Pascasarjana UIN Jakarta, dan Rektor UIN Jakarta periode 2006-2010. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Ditperta Departemen Agama.

Kegiatan lain Mas Komar (demikian rekan-rekan dekatnya menyapa, Red), juga banyak terlibat di bidang sosial dan politik. Antara lain pernah menjadi Direktur Eksekutif Yayasan Wakaf Paramadina (1996-2000), Ketua Panitia Pengawas Pemilu Pusat (2004), dan anggota Dewan Kehormatan Komisi Pemilihan Umum (2009-2014).

Beberapa buku karyanya yang pernah ditulis adalah Tragedi Raja Midas (Paramadina, 1998, Tuhan Begitu Dekat (Paramadina, 2000), Wahyu di Langit dan di Bumi (Paramadina, 2003), Menafsirkan Kehendak Tuhan (Teraju, 2003), dan Psikologi Kematian (Hikmah, 2006). ns

Selasa, 24 Agustus 2010

BEMU DIGUGAT, MAHASISWA BARU CARUT-MARUT



Sungguh miris, prihatin dan sangat khawatir hati ini. Propesa mahasiswa baru tahun 2010 UIN JAKARTA ini mungkin bukan angkatan yang pertama bagi mahasiswa yang baru menginjakan kaki mereka kedunia kampus dengan keadaan BEM, organisasi-organisasi dan segala bentuk jenis partai yang merupakan kendaraan para organisasi baik internal ataupun eksternal dalam keadaan yang yang sangat memanas. Puncaknya ketika para mahasiswa yang memang sebagian besar berasal dari partai kampus yang mengalami kekalahan dan mendapat sanksi karena ditemukan kecurangan yang ditemukan panwaslu ketika Pemira kampus mengadakan demo penggugatan dan permintaan dicabutnya SK BEMU yang sudah mengadakan pengukuhan baru-baru ini. Sungguh sebuah tragedy ketika gugatan mereka ini mereka usung dengan cara berdemo dahulu dibanding secara diplomatis dan dibicarakan baik-baik terlebih dahulu, dan semua ini terjadi ketika mahasiswa baru berdatangan untuk mencari tahu informasi tentang propesa. Tapi apa mau dikata, ketika mereka jauh-jauh datang kekampus untuk mencari informasi, yang mereka dapat ternyata sebuah berita burung dan ketidak-pastian saja. Bayangkan, mereka yang sudah datang jauh-jauh dari luar daerah jabodetabek atau mungkin dari luar pulau jawa yang sengaja datang dan tentu menghabiskan dana yang tidak sedikit, tapi ketika mereka sudah berada dikampus, ternyata mereka dikecewakan dengan informasi propesa yang tidak jelas karena memang BEM universitas yang bertanggung jawab dalam kepanitiaan propesa sedang mengalami penggugatan. Seperti contoh, azis, mahasiswa baru jurusan kesehatan masyarakat yang berasal dari batam. Dia sudah jauh-jauh datang dari pulang perbatasan negeri ini ke kampus hanya untuk mencari tahu informasi tentang propesa dan kepastian tanggalnya, akan tetapi yang dia dapat sebuah info bahwa dia diminta nanti datang lagi saja atau nanti di beri kabar lagi. Busyeeet,,, bayangkan, masa dia disuruh untuk datang lagi? Habis di ongkos cing?! Bahkan dia tidak tahu bahwa mahasiswa baru fakultas dia mewajibkan untuk tinggal di asrama ketika azis sudah membayar uang muka kost-kostan sebesar Rp. 500000. Sungguh sebuah kesia-siaan ketika kabar itu datang. Bahkan ketika dia menanyakan info kebagian kemahasiswaan, dia berkata mendapat berita yang membingungkan, karena sepertinya orang yang melayani informasi itu masih mendapat berita yang masih katanya.
Sungguh miris sekali memang apabila kita melihat keadaan di kampus kita yang seperti ini. Sarat dengan politik yang tidak sehat yang merupakan titipan pihak-pihak yang berkepentingan. Apapun alasan keributan ini memang sungguh tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa yang merupakan pilar dari negeri ini. Mahasiswa yang dulu sangat dielu-elukan karena dapat menumbangkan rezim orba, kini tak lain hanya sebagai kerbau yang dicucuk hidungnya dan tempat individu ataupun kelompok yang mempunyai kepentingan buruk.
Kasus ini sungguh tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa yang mengaku sebagai anak negeri yang militan, kritis, dan membangun. Kini, para mahasiswa barulah yang menjadi korban dari orang-orang yang membuat kekacauan ini, apapun alasan mereka sungguh tidaklah pantas. Sudahlah, mari kita kembali bergandengan tangan dan bersama meraih kesuksesan, tahun depan, barulah mereka bersaing sehat kembali untuk mendapat amanah ini.
Tulisan ini bukan berarti untuk memprovokasi situasi yang sudah panas menjadi kebakaran. Tapi tulisan ini tak lebih hanya sebuah pernyataan keprihatinan akan keadaan mahasiswa yang sudah kehilangan sifat kritis dan membagunnya. Mungkin cukup sekian, mohon maaf apabila tulisan ini salah atau menyinggung pihak-pihak yang merasa. Tapi demi allah, penulis tidak bermaksud demikian. Wallahu ila aqwamitthariq, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

HIDUP MAHASISWA!!!

Minggu, 22 Agustus 2010

MAHASIWA RUWED BIKIN MURKA!!!

Melihat judul diatas bukannya tanpa alas an. Akan tetapi benarnya. Proses SG (red: student government) yang diterapkan di kampus seharusnya menjadi suatu tempat dan metode pembelajaran yang tepat! Akan tetapi melihat fenomena sekarang, SG sudah seperti bukan solusi yang tepat lagi. Namun, apakah system ini harus dihapuskan dan diterapkannya system senat?
Menilik dari perilaku budaya mahasiswa sekarang, mungkin setiap system yang akan diterapkan akan sia-sia. Sebenarnya dengan kedewasaan dan menghilangkan budaya mahasiswa sebagai ajang penitipan pihak-pihak yang berkepentingan semuanya akan berjalan dengan penuh keserasian dan ukhuwah.
Banyak mahasiswa sekarang yang salah mengartikan SG ini sehingga mereka lupa bahwa mahasiswa sebagai tonggak atau pilar negeri ini. Ironisnya kini banyak mahasiswa mau jadi kacung-kacung suatu kelompok ataupun individu. MANA SIFAT KRITIS KALIAN MAHASISWA? MANA CITA-CITA KALIAN UNTUK MEMBANGUN NEGERI INI WAHAI MAHASISWA? KENAPA KALIAN SEKARANG HANYA SEBAGAI KACUNG-KACUNG SEPERTI KERBAU YANG DI CUCUK HIDUNGNYA?
Cukuplah SG sebagai sarana kita belajar kedewasaan. Bukan berarti menjadikan kita seorang yang penuh ambisi. Menang / kalah dalam system ini itu merupakan sesuatu yang wajar, dan kita sebagai mahasiswa harus menyikapinya dengan sangat bijak. Bukan kita menjadi melakukan kecurangan, kerusakan, dan menyebar fitnah dimana-mana.
Apakah kalian sadar bahwa kalian telah menjadi contoh yang buruk, apalagi disaat para mahasiswa baru berdatangan dengan kepolosan mereka. Dewasalah, dan mari hancurkan budaya buruk yang tumbuh selama Student government di terapkan.
KEMBALILAH BERSATU SAHABATKU, MAHASISWA!!!

keshalehan fundamental

secara harfiah kita semua telah paham bahwasanya keshalehan merupakan pribadi yang diinginkan oleh umat beragama. Dalam menjalankan keshalehan kita memerlukan pemahaman yang menyangkut keterkaitan antar konsep. Menurut Richard T. Schaefer (1989), nilai yang di dalam bahasa Inggris disebut “Values” adalah :“ collective conceptions of what considered good, desirable, and proper or – bad, undesirable and improper – in culture”. Untuk hubungan antara nilai dengan “praktek” (baca: prilaku) Richard T. Schaefer menyatakan bahwa : “values influence people’s behaviour and serve as criteria for evaluating the actions of others”. Apa yang dikemukakan oleh Schaefer tersebut didasarkan kepada asumsi bahwa “nilai” sudah “internalized”. Sebab pada kenyataannya “nilai” sebagai “considered good …………..”, bisa saja hanya berada dalam tataran pemikiran, kata-kata atau sesuatu yang dianggap normatif belaka, atau “nilai” tersebut kalaupun ada, keberadaannya dalam keadaan “dormant” atau tidur; dan tidak diketahui lagi oleh masyarakat.

Pada zaman sekarang banyak orang dalam sebuah kelompok(organisasi) atau sebagai individu yang secara “pengetahuan” mengenal baik-buruk, namun di dalam kehidupan kesehariannya, hanyalah sisi buruknya saja yang dipraktekan bahkan dengan sengaja terkadang menjadikan “nilai” yang ada mempunyai arti yang multitafsir. Semua orang tahu, bahwa secara “nilai”, korupsi itu dilarang oleh agama dan hukum negara, namun pada kenyataannya orang yang tahu “nilai” korupsi itu salah, tetap saja mempraktekkan korupsi. Dalam konteks ini sebenarnya bisa juga disebutkan bahwa “nilai” yang dipraktekkan untuk korupsi jauh lebih terinternalisasi dibanding dengan “nilai” yang “benar”. Karena “nilai” itu juga merupakan :…….. serve as criteria for evaluating the actions of others” , maka kalau terdapat “nilai-nilai” salah, tetapi secara mayoritas banyak pengikutnya, maka nilai-nilai yang salah itu bisa dianggap benar (di Indonesia korupsi konon sudah dianggap sebagai budaya).

Agar dalam sebuah kelompok(organisasi) atau sebagai individu menjadi lebih baik sebaiknya dalam keseharian mempunyai nilai-nilai moral tinggi dan mampu menjalankan.
1. keshalehan aqidah = Ini merupakan inti dan ruh ketegaran. Untuk memperoleh keshalihan aqidah, seorang muslim harus memiliki keyakinan dapat menjalankan tauhid Rububiyah (tauhid yang mengakui adanya allah), tauhid Uluhiyah (tauhid ibadah, tauhid Al Iradah dan Al Qasdu (keinginan dan tujuan)), Tauhid Asma dan Sifat Artinya, kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah menetapkan untuk diri-Nya, serta meniadakan sifat-sifat cacat dan kurang yang telah Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tiadakan dari diri-Nya, dengan tanpa mengubah, meniadakan, menanyakan hakekatnya, dan menyamakan dengan makhluk-Nya. Karena Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syura: 11). keshalehan aqidah menjadi momentum penting yang mengarahkan otentisitas perjalanan hidup manusia. Nuansa spiritual begitu kental mengiringi perjalanannya dan menjadikannya sebagai modal bagi manusia untuk menjalin kedekatan diri dengan Tuhannya. Sebagai wujud dari dimensi ruhaniah-spiritual, kewajiban melaksanakan salat sebagai bukti realisasi keimanan dan ketakwaan ke hadirat-Nya, guna menjadi landasan hidup agar berjalan lebih otentik. Otentisitas hidup ini perlu ditanamkan kuat-kuat kepada Tuhan, sehingga muncul kesadaran ketuhanan (God consciousness) untuk dijadikan pijakan dalam menyongsong perjalanan hidup ini. Kesadaran ketuhanan inilah yang menjadi pancaran tauhid yang menerangi arah perjalanan hidup manusia dan sekaligus menghilangkan hasrat ketergantungan kepada unsur-unsur lain. Untuk menjaga eksistensi spiritual diperlukan pembersihan batin manusia secara konstan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanamkan nilai-nilai keimanan yang diperoleh melalui pengalaman spiritual. Kesadaran inilah yang membentuk karakter kesalehan spiritual dalam diri manusia. Fenomena yang berkembang selama ini orang yang secara individual dianggap saleh, ternyata dalam lingkup sosial kemasyarakatan kesalehan tersebut tidak teraktualisasikan. Hal ini terkesan ada jarak yang memisahkan antara kepentingan yang sifatnya individual dan kepentingan sosial. Padahal agama mengajarkan perlunya keseimbangan antara aspek lahiriah dan batiniah, individual dan sosial kemasyarakatan, maupun duniawi dan ukhrawi. Sudah seharusnya kesalehan tersebut menjadi etika personal-individual yang terobjektivikasikan ke dalam dimensi publik yang membentang luas. Manusia yang menangkap kompleksitas spirit dimensi ini, diharapkan mampu merefleksikan kesalehan spiritual yang sifatnya personal-individual ke dalam ruang lingkup kesalehan publik dan sosial. Inilah bentuk ujian yang sebenarnya dalam mengaktualisasikan dimensi kesalehan spiritual ke hadirat Tuhan. Jika kita selama ini secara individu sudah merasa saleh secara spiritual, ujian terpenting justru menerjemahkan kesalehan tersebut ke ruang publik. Jika berhasil, maka akan terwujud keharmonisan antara kehidupan manusia selaku individu maupun sebagai anggota masyarakat dan sekaligus memberi kontribusi positif dalam membentuk keharmonisan hidup bermasyarakat dan bernegara.

2. keshalehan Ibadah = Dalam Islam, ibadah adalah penghubung antara seorang hamba dengan Allah, yang merupakan puncak ketundukan dan kepasrahan total terhadap kebesaran-Nya. Ibadah tidak terbatas dalam bentuk shalat, puasa, zakat dan haji, tapi meliputi seluruh amal dan kegiatan seseorang dalam hidupnya. Seperti disebutkan dalam firman Allah swt, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah RabbulAlamin. ” (QS. Al-An’am : 163). Untuk memperoleh keshalehan dalam ibadah seorang muslim harus menjadikan semua dimensi kehidupannya hanya berorientasi pada keridhaan Allah swt. Secara praktek hal itu dijelaskan oleh Rasulullah SAW, “Engkau beribadah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” Selain itu ibadah harus dilakukan sepenuh hati dan khusyu’. Rasulullah SAW, menurut Aisyah ra, “bila datang waktu shalat dan kami sedang berbicara, seolah-olah ia tidak mengenal kami dan kami tidak mengenalnya.” Ibadah yang kering dari suasana khusyu’, dan tidak dibarengi dengan niat ikhlash yang kuat, bisa menjadi tidak bernilai di hadapan Allah. “Berapa banyak orang yang melakukan shalat, tapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya selain kelelahan dan kepenatan,” begitu sabda Rasulullah SAW. Keshalihan dalam beribadah juga bisa bermakna, dengan memperbanyak dan meningkatkan hubungan dengan Allah SWT, melalui ragam ibadah sunnah. Sebab melaksanakan ibadah sunnah seperti itu, dalam sebuah hadits qudsi disebutkan, akan menjadi syarat kecintaan Allah pada hamba-Nya. Dan bila Allah sudah cinta pada hamba-Nya, “Maka Aku akan menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar. Aku akan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat. Aku akan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menghela. Aku akan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan bila ia meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya. Bila ia meminta perlindungan-Ku, pasti Aku akan melindunginya….” (HR. Muslim).

3. keshalehan akhlak = Keshalihan dalam aspek ini sebenarnya merupakan buah dari keshalihan aqidah dan ibadah. Artinya, keshalihan dalam aqidah dan beribadah otomatis melahirkan keshalihan dalam akhlak dan prilaku. Akhlak yang baik adalah bukti keimanan. Tak ada arti iman tanpa akhlak yang baik. Banyak cara untuk memiliki keshalihan akhlak. Antara lain dengan memelihara diri dari berbagai bentuk syubuhat, atau perkara yang tidak jelas hukum halal dan haramnya. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw pernah mengingatkan bahwa kecerobohan dalam melakukan sesuatu yang syubuhat, dapat menggelincirkan pelakunya kepada dosa. “Barangsiapa yang memelihara diri dari syubuhat, berarti ia telah memelihara agama dan kehormatannya,” kata Rasulullah saw. Bentuk lainnya adalah menundukkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan memandangnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, Rasulullah saw bersabda, “Tundukkanlah pandangan kalian, dan peliharalah kemaluan kalian. Atau kalau tidak Allah akan memburukkan wajah kalian.” Selain itu, seorang muslim harus berusaha memelihara lidahnya dari berkata yang sia-sia, apalagi yang terlarang. Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah, hendaknya setiap orang memelihara lidahnya dari berkata apapun, kecuali perkataan yang jelas maslahatnya. Bahkan jika setelah ditimbang berkata dan diam itu sama saja manfaatnya, sebaiknya dipilih diam daripada berbicara.” Karena, menurut Imam Nawawi, “Banyak perkataan yang dibolehkan lalu berubah menjadi makruh dan haram.” Rasulullah SAW juga bersabda, “Barangsiapa yang banyak bicaranya, akan banyak tergelincirnya. Dan barangsiapa yang banyak tergelincirnya, banyak dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, niscaya nerakalah tempat yang layak untuknya.” (HR. Baihaqi). Termasuk shalih dalam akhlak adalah bersikap sabar dan pemaaf. Perjalanan hidup seseorang, apalagi seorang da’i, kerap dihiasi ujian kesulitan dan penderitaan. Tapi itulah sunnatullah dalam da’wah. Karenanya setiap muslim dianjurkan memiliki sikap sabar dan pemaaf dalam menyikapi berbagai persoalan. Tentang ketinggian nilai sabar dan lemah lembut di hadapan Allah, pernah disabdakan oleh Rasulullah saw, “Sesungguhnya derajat orang pemaaf itu sama dengan derajat orang yang berpuasa dan bangun malam.” Rasulullah juga bersabda, “Apakah kalian ingin kuberitakan dengan sesuatu amal yang akan menjadikan Allah mengangkat seseorang beberapa derajat? Maafkan orang yang berbuat bodoh kepadamu. Memaafkan orang yang mendzalimimu. Memberi orang yang tidak memberimu. Dan menyambung hubungan orang yang memutuskan hubungan denganmu,”

4. keshalihan keluarga = Tingkat keshalihan secara pribadi, harus tercermin pada keshalihan keluarga. Karena keluarga Islam, dibangun di atas amanah Allah yang akan dimintakan tanggung jawabnya di akhirat. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di sana ada malaikat yang kasar dan keras yang tidak akan mengelak perintah Allah kepada mereka dan mereka melakukan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim : 6). Dan karena keluarga adalah miniatur masyarakat, maka keshalihan keluarga pasti berdampak pada keshalihan masyarakat. Keshalihan dalam keluarga sangat bergantung pada keshalihan individunya, terutama suami sebagai kepala rumah tangga. Untuk memperoleh keshalihan dalam berkeluarga, sejak awal seorang muslim harus menjadikan motivasinya berkeluarga adalah dalam kerangka taat kepada Allah swt, menjaga pandangan dan memelihara kehormatannya. Bila ini dilakukan, maka Allah SWT akan menjamin kebutuhannya. Seperti sabda Rasulullah saw, “Ada tiga golongan yang Allah berhak menolong mereka. Mujahid fi sabilillah, orang yang berhutang yang ingin membayar hutangnya, dan orang yang menikah untuk memelihara kehormatannya.” (HR. Turmudzi).

Selain hal-hal di atas, masih banyak kiat-kiat lain untuk memperoleh keshalihan. Untuk hal-hal yang sifatnya sangat teknis, bisa jadi setiap orang punya kebiasaan masing-masing. Sebagaimana setiap orang -bila ia mau jujur–pasti tahu kapan saat-saat keshalihannya sedang goncang dan dengan apa ia bisa disembuhkan. Semoga Allah Swt memudahkan kita untuk mencapai derajat keshalehan di atas.

PMII KAPUAS PERLU KADERISASI

Berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bukan dalam waktu yang ditentukan, akan tetapi PMII berdiri untuk waktu yang berkelanjutan. Kalau dilihat dari umur, PMII menjadi organisasi sudah sangat dewasa, namun kedewasaan yang kini dirasa baik pendiri, alumni dan bahkan kadernya sendiri belum benar-benar mencerminkan sebagai organisasi pengkaderan yang memiliki arah jelas terhadap perjuangan Bangsa. Hal ini dapat dilihat dari minimnya warga PMII yang mampu berbicara pada panggung-panggung politik kebijakan pemerintah. Ini merupakan imbas dari pendistribusian kader yang tidak jelas. Kalaupun harus ditanyakan kepada setiap individu yang menyandang sebutan warga pergerakan tentu tidak sedikit yang akan menghindar dari kenyataan ini dan tak jarang justeru malah saling menyalahkan.

PMII sebagai organisasi pengkaderan, memiliki atur cara pengkaderan yang sudah sangat baik mulai dari MAPABA, PKD, PKL serta pelatihaan-pelatihan lainnya yang pada intinya memberikan pencerdasan terhadap kader. Hal yang sangat miris pada hari ini khususnya PMII Kabupaten Kapuas, yang secara stuktural sudah memiliki struktur yang sempurna mulai PC, dan Komisariat hingga Rayon, yang seharusnya garis koordinasi ini bisa berjalan dengan baik, tapi sadar atau tidak justeru sebaliknya tidak ada sebuah intruksi yang jelas dari masing-masing tingkatan. Dimana semua masih menggunakan system borongan dan disinilah sering terjadi ketumpangtindihan job discripton. Seharusnya ditiap-tiap level struktural baik PC dan Komisariat serta Rayon tahu dan sadar akan TUPOKSI-nya dan bisa menjalankan sebagai komitmen perjuangan PMII.

Kondisi kader pada saat ini mungkin juga merupakan salah satu imbas dari main comot,egoisme ketua yang ingin menang sendiri dan hal yang sering terjadi dan bahkan dapat dikatakan merupakan kader selalu menjadi masalah klasik disetiap pergantian kepengurusan. Melihat kondisi ini, PMII sebagai organisasi pengkaderan tentunya menjadi analisa kedepan bagaimana PMII mampu memenuhi kebutuhan SDM organisasi yang sesuai dengan amanah dan kebutuhan organisasi. Hal yang memang harus segara dibenahi adalah system pendampingan (kadang terlupakan) terhadap kader sebagaimana tujuan dari pengkaderan di PMII. Jadi tidak serta merta seusai digelar acara pengkaderan lantas kader diterlantarkan, artinya harus ada follow up yang jelas dan berkelanjutan. Setidaknya kader bisa diarahkan menurut potensi yang dimiliki. Sehingga kader tidak merasa dibohongi dan hengkang dari PMII.

Sudah saatnya selaku kader pergerakan kita mulai menata kembali Renstra gerakan sebagaimana tuntutan jaman yang semakin tidak mengenal lawan-kawan dan serba bebas. Agar PMII di Bengkulu tidak terlindas roda perputan dunia. Banyak yang meski kita lakukan baik baik di internal maupun eksternal organisasi masih sangat membutuhkan injeksi baik dari senior atau siapapun yang masih punya kepedulian terhadap PMII. Kita selaku warga PMII jika hari kemarin kita berfikir organisasi asal jalan dan terkesan organisasi hanya sebagai tempat rame-rame dan cari keuntungan serta seremonial kader, oleh karena itu sekarang... dan yang jelas kita meski berbuat yang terbaik untuk membangun PMII Kabupaten Kapuas.

Mars PMII



Pencipta Lagu: Sahabat Shaimoery WS.
Syair: Sahabat H. Mahbub Djunaedi
Penggunaan: Mars PMII dilantunkan pada pembukaan acara resmi organisasi, baik bersifat intern maupun ekstern atau umum. Mars PMII dilantunkan secara bersama-sama dengan berdiri tegak, khidmat dan penuh semangat.

Mars PMII

Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju ke muka
Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya Islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur

Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti kuberikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
Inilah kami wahai Indonesia
Satu angkatan dan satu jiwa
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju ke muka

Jumat, 20 Agustus 2010

ISLAM NYAMPE DI AMERIKA SEBELUM COLUMBUS

السلام عليكم . بِسْــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو Ù„ الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.

Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.

Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.

Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab.

Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutp kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Klik pada gambar untuk copy paste gambar lebih jelas untuk disebarkan... ^_^

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa : ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah (*)

Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim?

Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.

Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.


Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).

Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.


Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.

Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).

Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.

Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.

Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.

Sequoyah, also known as George Gist Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.

Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]

Dan mengapa hanya Columbus saja yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum yahudi dari spanyol sebanyak 300.000 orang yahudi oleh raja Ferdinand yang Kristen, kemudian orang-orang yahudi menggalang dana untuk pelayaran Columbus dan berita ‘penemuan benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol.

Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’ Yahudi sang penyandang dana. Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu.

Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke benua Amerika.

Selasa, 17 Agustus 2010

info untuk saudaRakOe

SELAMAT DATANG SAUDARAKU...

Senin, 16 Agustus 2010

JURUS SEHAT PUASA PENDERITA MAAGH

(iky_chan pharmacist)

Assalamu’alaikum warahmatullohi wa barokatuh…
Ambil sedikit makanan, lalu makanlah perlahan, agar Anda tahu kapan Anda merasa kenyang. (Shutter Stock)
Penyakit maagh bukan suatu penyakit yang tabu lagi di kalangan mahasiswa yang memang mempunyai jadwal seabrek (red: banyak), apalgi untuk seorang mahasiswa aktivis. Karena kebiasaan mahasiswa yang sering menunda-nunda jadwal makannya, sehingga lambung yang kosong yang terus dirangsang untuk menghasilkan asam lambung. Pola makan yang tidak teratur dengan puasa itu sangat berbeda. Ketika kita puasa, dari niat yang mantap itu, otak berhenti merangsang lambung menghasilkan asam lambung, sehingga ketika puasa lambung beristirahat dalam proses pencernaan. Bahkan, puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total. Demikian dikatakan dr H Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/8).

Ia menjelaskan, maag atau dispepsia pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati. Menurut, jenis dispepsia terbagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik.

Pada dispepsia organik, terjadi kelainan endoskopi, misalnya tukak kerongkongan, tukak lambung atau usus dua belas jari. Sementara pada dispepsia fungsional, endoskopi masih normal. Masih menurut dr Ari, masalah sebagian besar penderita dispepsia yang dijumpai saat ini adalah yang fungsional.

Faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berlemak tinggi, minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stres).

Pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu. Jadi, dapat disimpulkan, dispepsia fungsional akan membaik atau bahkan sembuh total ketika berpuasa.

"Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, tentu dengan tetap memperhatikan konsumsi makan dan minumnya," jelas dr Ari. Namun, ada "pantangan" makanan yang perlu diperhatikan penderita maag agar puasa justru membawa berkah positif dan bukan sebaliknya.

Berikut beberapa asupan makanan yang perlu dihindari para penderita sakit maag dalam menjalankan ibadah puasa.

1. Makanan yang banyak mengandung gas, antara lain sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, minuman bersoda.

2. Makanan yang sulit dicerna, yang akan memperlambat pengosongan lambung antara lain kue tart dan keju.

3. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung berlebih antara lain kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah sitrus, susu full cream.

4. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, antara lain cuka, berbumbu pedas, makanan mengandung merica.

5. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan antara lain alkohol, coklat, gorengan.

6. Sumber karbohidrat, seperti beras ketan, mie, bihun, ubi singkong, talas, atau dodol.

Nah, sekarang terbukti bahwa puasa yang sangat dianjurkan dalam islam ini sangat bermanfaat dalam terapi penyembuhan maagh. Akan tetapi yang harus menjadi catatan, jangan sampai kita menjadikan waktu berbuka sebagai ajang balas dendam untuk makan sebanyak-banyaknya, sehingga lambung kita yang belum siap menampung makanan segitu banyaknya menjadi overload, nah hal seperti ini yang membuat maagh kita semakin parah! dan akhirnya kita kekenyangan ketika hendak melakukan shalat tarawih. Begitu pula jangan sampai menjadikan waktu sahur sebagai aji mumpung, mumpung masih bisa makan, sehingga kita makan sebanyak-banyaknya, dan akhirnya ketika adzan subuh berkumandan kita malah menuju ke WC! Astaghfirullah… masuk syurga aja mau, tapi disuruh puasa aja lebay!
Marilah kita jadika bulan ini sebagai lading amal. Dimana tidur, sabar, dan segala kegiatan kita di bulan ini termasuk pahala yang berlipat ganda!
Jangan anggap puasa sebagai suatu kewajiban, tapi anggaplah sebagai suatu kebutuhan! Karena kalau kita menganggapnya suatu kewajiban, maka kita melakukannya dengan asal menahan makan dan minum saja. Tapi kalau kita melakukannya sebagai suatu kebutuhan, maka kita akan melakukannya dengan kesungguhan. Wallahu ila aqwamitthariq, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Menghayati makna puasa sebenarnya

Menjelang bulan suci ramadhan ini, umat islam bersuka-cita menyambutnya. Tak terkirakan bahagianya umat islam bila bulan ini tiba. Ada yang membuat segala macam makanan, mulai dari bubur hingga kolak untuk di bagi-bagikan untuk berbuka puasa sebagai rasa suka-cita.

Oh, nan elok dan bahagianya awak
Bila ramadhan telah hadir
Segala macam cara awak lakukan bersama saudara-saudara
Semata hanya untuk menyambut ramadhan
Hari dimana tidur orang puasa berpahala
Berjalan mendapat hitungan amal baiknya
Pahala dilipat gandakan layaknya sedang di obral
Ya, memang kini sedang di obralnya pahala
Maka awakpun bersuka-cita dan bersyukur menyambutnya.


Namun, di kala kita melakukan kesucian ini terkadang kita merasa lemas untuk bekerja, kita lebih sering ke masjid ketika waktu bekerja dengan alasan untuk beribadah, namun nyatanya tertidur pulas dan hanya mengkotori masjid saja.
Miris memang ketika kita melakukannya dalam keadaan benar-benar sadar. Sebenarnya, apabila ketika kita mengucapkan “nawaytu shouma ghodin an ‘adaain fardhi syahrin rhomadhona hadzihi sanatin fardhu lillahi ta’ala” dengan niat yang mantap dan kesungguhan hati sudah penuh ketekadan, maka kita akan kuat untuk melaksanakan ibadah ini. Selama ini kita masih menganggap bahwa puasa ini hanya sebagai kewajiban, maka dengan kita melakukannya maka gugurlah kewajiban itu. Tapi apakah kita pernah berpikir, apakah puasa yang kita lakukan ini sudah layak untuk diterima Allah? Sebenarnya ketika kita merasa lemas dan tidak sanggup melaksanakan puasa itu hanyalah efek dari pola pikir kita. Ketika kita mempunyai pola pikir lapar dan tidak kuat berpuasa, maka dari pola pikir itu akan merangsang adrenalin merangsang organ-organ pencernaan untuk melakukan aktivitas, dan merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung yang berguna dalam penghancuran makanan didalam lambung saat lambung dalam keadaan kososng, dari produksi asam lambung yang berlebih ini maka akan mengakibatkan asam lambung itu mengendap dalam lambung, sehingga mempuat kita perih atau sakit perut. Sebenarnya munculnya pola-pikir kita yang seperti itu adalah karena niat yang lemah karena iman yang lemah. Saudaraku, ketika kita mengucapkan niat, kita mantapkan hati kita! Kita lakukan dengan suka cita, jangan jadikan puasa ini hanya sebagai kewajiban sehingga menjadi beban bagi kita dalam melaksanakannya. Ikhlas. Itu adalah kunci kehidupan sebenarnya. Dengan ikhlas, hidup terasa indah dan berfaidah. Wallahu a’lam bisshawab.

Kamis, 22 Juli 2010

10 LANGKAH MENUJU RAMADHAN

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

tanah kita,,, PALESTINA

dakwatuna.com - Secara mendasar, wilayah Palestina mungkin dapat kita bagi (dengan memotong garis bujur) menjadi tiga wilayah. Yaitu wilayah pinggiran pantai, dataran tinggi pegunungan yang menyebar di hampir seluruh wilayah Palestina dan galur Yordan (wilayah dataran rendah Yordan). Wilayah pinggiran Palestina menyempit karena bersebelahan dengan gunung Karmel di Haifa sampai 200 meter dan meluas ke arah selatan mencapai 30 kilometer di wilayah Gaza. Di wilayah inilah terkonsentrasi pemukiman penduduk dan kegiatan ekonomi dalam skala besar. Saat itu sekitar tiga perempat penduduk Palestina terkonsentrasi di wilayah ini, di tambah aktifitas ekonomi di pelabuhan khususnya di Haifa, wilayah-wilayah ini merupakan pusat kegiatan pertanian strategis terutama produksi asam. Adapun dataran tinggi di wilayah tengah Palestina, meliputi pegunungan Nablus, al Khalil (Hebron) dan perbukitan Nagev yang luasnya mencapai 1000 meter. Kemudian gunul Halhul mencapai 1020 meter, gunung Jurzaim dan ‘Aibal mencapai 940 meter. Dan di rangkaian pegunungan el Jalil di wilayah utara Palestina, di situ ada gunung tertinggi di Palestina, menjulang gunung el Jurmeq luasnya mencapai 1208 meter.

Di wilayah dataran tinggi ini berkembang sejumlah kota-kota penting Palestina seperti al Quds (Jerusalem), Nablus, el Khalil (Hebron), Bethlehem dan Ramallah. Meskipun wilayah-wilayah ini terbuka, namun sejak ribuan tahun tetap menjadi markas penduduk yang bercirikan pedesaan. Sebagian besar wilayahnya tanah subur bagus untuk pertanian. Para petani Palestina memanfaatkannya untuk memproduksi kacang-kacangan, sayuran, pertanian zaitun, chrom, perkebunan buah badam dan di tambah lagi padang gembala ternak.

Sedang bukit Nagev, yang luasnya mencapai 10 ribu kilometer persegi, merupakan wilayah padang pasir yang sedikit sekalai memiliki potensi alam, kecuali daerah pinggiran utara. Selebihnya tidak pernah mendapatkan curah hujan kecuali 50 mm atau lebih kecil dari itu. Merupakan wilayah Palestina yang paling sedikit penduduknya.

Adapun wilayah dataran rendah (galur) Yordan, luasnya membentang 460 kilometer dari kaki gunung Syaikh (sebelah utara) sampai teluk Aqabah (sebelah selatan), membentang sepanjang garis perbatasan Palestina – Yordania, di bagian utara dilewati sungai Yordan kemudian masuk danai Thabriya kemudia keluar dan bermuara di laut Mati yang kedalamannya kurang dari 395 meter di bawah permukaan laut. Laut Mati sendiri luasnya 940 kilometer persegi, airnya sangat asin bila dibandingkan dengan danau atau laut-laut yang ada di dunia ini, tak satupun ada kehidupan laut di dalamnya.

Lembah Yordan dan Laut Mati merupakan wilayah yang paling rendah dari permukaan air laut dibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia. Kekhasan wilayah ini adalah panas yang tinggi sepanjang tahun. Penduduknya bertani kurma, pisang dan sayuran. Di wilayah ini terdapat kota tertua dalam sejarah Palestina, yaitu kota Jericho (Ariha), yang sudah berkembang pada tahun 8000 SM. Ke arah selatan dari Laut Mati membentang galur Yordan lebih dari 150 kilometer, yang dinamakan dengan lembah Arabah. Namun semakin ke arah selatan wilayah ini semakin bertambah tinggi, kemudian kembali menurun sampai setinggi permukaan air laut di pantai teluk Aqabah.

Iklim yang berlaku di Palestina adalah iklim Laut Tengah secara umum, yaitu panas kering di waktu musim panas dan hangat berhujan pada musim dingin (hujan). Curah hujan berkisar antara 600 – 800 mm setiap tahun di wilayah dataran tinggi el Jalil, Nablus, dan Khalil (Hebron). Di wilayah pinggiran pantai, semakin ke selatan curah hujan semakin turun, mulai dari wilayah Karmel yang bercurah hujan 800 mm pertahun sampai di Rafah yang bercurah hujan tinggal 150 mm pertahun. Sedangkan di wilayah lembah Yordan, curah hujan mencapai 200 mm pertahun, di Nagev hanya mencapai 50 mm pertahun.

Sedang tingkat derajat panas secara umum beriklim sedang. Suhu terendah paling dingin terjadi di kota al Quds (Jerusalem) pada bulan Januari sekitar 8º, dan pada bulan Agustus 25º merupakan suhu panas tertinggi di al Quds. Di wilayah pantai suhu terendah tidak kurang dari 19º dan pada bulan Agustus suhu panas tidak lebih dari 26º. Namun pada situasi paling ekstrim, pada musim dingin suhu terendah bisa mencapai 0º, terutama di wilayah dataran tinggi pegnungan, dan suhu tertinggi pada musim panas bisa mencapai 40º terutama di wilayah lembah Yordan.5

Bersambung…

___

Referensi: Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina (1).

___

Catatan kaki:

5 Seputar peta geografi Palestina, lihat Shalahuddin al Buhairi “Jughrafiyah Filistin“, di Al Madkhal Ila Al Qadhiyah Al Filistiniyah, editor Jawwad al Hamd, kajian berseri no 21 (Aman: markaz dirasat al syarqil awsath, 1997) hal: 15-24

KISAH SULTAN TERAKHIR,,,

“Anakku, ayah melihat orang-orang di sini sudah mulai memuji paras cantikmu. Maka mulai hari ini ayah ingin kamu sudah mengenakan hijab dengan sempurna, karena kamu sudah menjadi wanita dewasa sekarang.” Untaian kata penuh kasih sayang itu dituturkan dengan suara lembut oleh Sultan Abdul Hamid II kepada anaknya Aishah saat mereka tengah melintas di depan Masjid Hamidiye Yildiz yang terletak tidak jauh dari pintu masuk istananya.

Di depan masjid ini, terlalu banyak kisah yang memilukan hati menimpa diri dan keluarga Sultan. Percobaan pembunuhan dengan meletakkan bom di dalam kereta kuda Sultan. Pengeboman itu terjadi berselang beberapa saat usai shalat Jumat. Allah masih menghendaki Sultan Abdul Hamid tetap bertakhta memimpin umat. Upaya menghabisi nyawa orang nomor satu di dunia Islam itu kandas.

Di depan istana ini, Sultan sering melaksanakan shalat dan keluar menyapa rakyat yang selalu dekat di hatinya.

Di situ juga, Sultan sesekali menunggang kuda ditemani anaknya Aishah, sambil menitahkan arti penting menegakkan syariah bagi muslimah. Sejak saat itu anaknya mutahajibah (berhijab) sempurna, ini menandakan putrinya Aishah Osmanuglu telah memasuki usia aqil baligh.

Istana Yildiz yang terbuat dari kayu ini adalah tempat tinggal pilihan Sultan Abdul Hamid II, setelah beliau meninggalkan segala bentuk kemewahan kaum keluarganya yang sebelum ini di Istana Dolmabahce.

Sultan Abdul Hamid II, lahir pada hari Rabu, 21 September 1842. Dengan nama lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan. Sultan adalah putra Abdul Majid dari istri kedua beliau. Ibunya meninggal saat Abdul Hamid berusia 7 tahun. Sultan menguasai bahasa Turki, Arab, dan Persia. Senang membaca dan bersyair.

Sebelumnya kekhalifahan dipimpim pamannya yaitu Abdul Aziz yang berkuasa cukup lama. Sultan Abdul Aziz digulingkan kemudian dibunuh oleh musuh politik Khilafah Utsmaniyyah. Khalifah setelah Abdul Aziz adalah Sultan Murad V, putra Abdul Aziz. Namun kekuasaannya tidak berlangsung lama dan digulingkan setelah 93 hari berkuasa karena dianggap tidak becus menjadi khalifah.

Sultan Abdul Aziz mewariskan negara dalam kondisi yang carut marut. Tunggakkan hutang luar negeri, parlemen yang mandul, campur tangan asing di dalam negeri, tarik menarik antar berbagai kepentingan Dewan Negara dan Dewan Menteri serta birokrat-birokrat yang korup.

Pada 41 Agustus 1876 (1293 H), Sultan Abdul Hamid dibai’at sebagai Khalifah. Saat itu usianya 34 tahun. Dia menyadari bahwa pembunuhan pamannya serta perubahan-perubahan kekuasaan yang terjadi saat itu merupakan konspirasi global melawan Khilafah Islamiyah. Namun Sultan Abdul Hamid II dapat menjalankan roda pemerintahannya dengan baik, sering berbicara dengan berbagai lapisan masyarakat, baik birokrat, intelektual, rakyat jelata maupun dari kelompok-kelompok yang kurang disukainya (lihat Shaw, 1977:212).

Kebijaksanaannya untuk mengayomi seluruh kaum Muslimin membuat ia populer. Namanya sering disebut dalam doa-doa di setiap shalat jumat diseantero bumi. Penggalangan kekuatan kaum Muslimin dan kesetiaan mereka terhadap Sultan Abdul Hamid II ini berhasil mengurangi tekanan Eropa terhadap Utsmaniyyah.

Abdul Hamid mengemban amanah dengan memimpin sebuah negara adidaya yang luasnya membentang dari timur dan barat. Di tengah situasi negara yang genting dan kritis. Beliau menghabiskan 30 tahun kekuasaan sebagai Khalifah dengan dikelilingi konspirasi, intrik, fitnah dari dalam negeri sementara dari luar negeri ada perang, revolusi, dan ancaman disintegrasi dan tuntutan berbagai perubahan yang senantiasa terjadi.

Termasuk upaya-upaya sistematis yang dilakukan kaum Yahudi untuk mendapatkan tempat tinggal permanen di tanah Palestina yang masih menjadi bagian dari wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah. Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar mereka dapat memasuki Palestina.

Pertama, pada tahun 1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada sultan Abdul Hamid, untuk mendapatkan ijin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab sultan dengan ucapan “Pemerintan Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diijinkan menetap di Palestina”, mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Kedua, Theodor Hertzl, penulis Der Judenstaat (Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896 memberanikan diri menemuai Sultan Abdul Hamid sambil meminta ijin mendirikan gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya imperium Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri”.

Melihat keteguhan Sultan, mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan Khilafah Ustmaniyyah.

Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya Sultan pada tahun 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan atas rombongan peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal disana lebih dari tiga bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada tahun 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap Sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah (Menyogok). Diantara risywah yang disodorkan Hertzl kepada Sultan adalah :

1. 150 juta poundsterling Inggris khusus untuk Sultan.

2. Membayar semua hutang pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.

3. Membangun kapal induk untuk pemerintah, dengan biaya 120 juta Frank

4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga.

5. Membangun Universitas Ustmaniyyah di Palestina.

Semuanya ditolak Sultan, bahkan Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan, “Nasihati Mr Hertzl agar jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.”

Sejak saat itu kaum Yahudi dengan Zionisme melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan jargon-jargon “liberation”, “freedom”, dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan Abdul Hamid II sebagai “Hamidian Absolutism”, dan sebagainya.

“Sesungguhnya aku tahu, bahwa nasibku semakin terancam. Aku dapat saja hijrah ke Eropa untuk menyelamatkan diri. Tetapi untuk apa? Aku adalah Khalifah yang bertanggungjawab atas umat ini. Tempatku adalah di sini. Di Istanbul!” Tulis Sultan Abdul Hamid dalam catatan hariannya.

Malam itu, 27 April 1909 Sultan Abdul Hamid dan keluarganya kedatangan beberapa orang tamu tak diundang. Kedatangan mereka ke Istana Yildiz menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah terlupakan. Mereka mengatasnamakan perwakilan 240 anggota Parlemen Utsmaniyyah—di bawah tekanan dari Turki Muda—yang setuju penggulingan Abdul Hamid II dari kekuasaannya. Senator Sheikh Hamdi Afandi Mali mengeluarkan fatwa tentang penggulingan tersebut, dan akhirnya disetujui oleh anggota senat yang lain. Fatwa tersebut terlihat sangat aneh dan setiap orang pasti mengetahui track record perjuangan Abdul Hamid II bahwa fatwa tersebut bertentangan dengan realitas di lapangan.

Keempat utusan itu adalah Emmanuel Carasso, seorang Yahudi warga Italia dan wakil rakyat Salonika (Thessaloniki) di Parlemen Utsmaniyyah (Meclis-i Mebusan) melangkah masuk ke istana Yildiz. Turut bersamanya adalah Aram Efendi, wakil rakyat Armenia, Laz Arif Hikmet Pasha, anggota Dewan Senat yang juga panglima militer Utsmaniyyah, serta Arnavut Esat Toptani, wakil rakyat daerah Daraj di Meclis-i Mebusan.

“Bukankah jam-jam seperti ini adalah waktu dimana aku harus menunaikan kewajibanku terhadap keluarga. Tidak bisakah kalian bicarakan masalah ini besok pagi?” Sultan Abdul Hamid tidak leluasa menerima kedatangan mereka yang kelihatannya begitu tiba-tiba dan mendesak. Tidak ada simpati di raut wajah mereka.

“Negara telah memecat Anda!” Esat Pasha memberitahu kedatangannya dengan nada angkuh. Kemudian satu persatu wajah anggota rombongan itu diperhatikan dengan seksama oleh Sultan.

“Negara telah memecatku, itu tidak masalah,…. tapi kenapa kalian membawa serta Yahudi ini masuk ke tempatku?” Spontan Sultan marah besar sambil menundingkan jarinya kepada Emmanuel Carasso.

Sultan Abdul Hamid memang kenal benar siapa Emmanuel Carasso itu. Dialah yang bersekongkol bersama Theodor Herzl ketika ingin mendapatkan izin menempatkan Yahudi di Palestina. Mereka menawarkan pembelian ladang milik Sultan Abdul Hamid di Sancak Palestina sebagai tempat pemukiman Yahudi di Tanah Suci itu. Sultan Abdul Hamid menolaknya dengan tegas, termasuk alternatif mereka yang mau menyewa tanah itu selama 99 tahun.

Pendirian tegas Sultan Abdul Hamid untuk tidak mengizinkan Yahudi bermukim di Palestina, telah menyebabkan Yahudi sedunia mengamuk. Harganya terlalu mahal. Sultan Abdul Hamid kehilangan takhta, dan Khilafah disembelih agar tamat riwayatnya.

Jelas terlihat bahwa saat tersebut adalah saat pembalasan paling dinanti oleh Yahudi, dimana Abdul Hamid II yang telah menolak menjual Palestina pada mereka, telah mereka tunjukkan di depan muka Abdul Hamid II sendiri bahwa mereka turut ambil bagian dalam penggulingannya dari kekuasaan. Mendung menggelayuti wajah Abdul Hamid II dan wajah Khilafah Islamiyah.

“Sesungguhnya aku sendiri tidak tahu, siapakah sebenarnya yang memilih mereka ini untuk menyampaikan berita penggulinganku malam itu.” Sultan Abdul Hamid meluapkan derita hatinya di dalam catatan hariannya.

Rencana menggulingkan Sultan sebenarnya sudah disiapkan lama sebelum malam itu. Beberapa Jumat belakangan ini, nama Sultan sudah tidak disebut lagi di dalam khutbah-khutbah.

“Walaupun Anda dipecat, kelangsungan hidup Anda berada dalam jaminan kami.” Esat Pasha menyambung pembicaraan.

Sultan Abdul Hamid memandang wajah puteranya Abdul Rahim, serta puterinya yang terpaksa menyaksikan pengkhianatan terhadap dirinya. Malang sungguh anak-anak ini terpaksa menyaksikan kejadian yang memilukan malam itu.

“Bawa adik-adikmu ke dalam.” Sultan Abdul Hamid menyuruhh Amir Abdul Rahim membawa adik-adiknya ke dalam kamar.

“Aku tidak membantah keputusanmu. Cuma satu hal yang kuharapkan. Izinkanlah aku bersama keluargaku tinggal di istana Caragan. Anak-anakku banyak. Mereka masih kecil dan aku sebagai ayah perlu menyekolahkan mereka.” Sultan Abdul Hamid meminta pertimbangan. Sultan sadar akan tidak ada gunanya membantah keputusan yang dibawa rombongan itu. Itulah kerisauan terakhir Sultan Abdul Hamid. Membayangkan masa depan anak-anaknya yang banyak. Sembilan laki-laki dan tujuh perempuan.

Permintaan Sultan Abdul Hamid ditolak mentah-mentah oleh keempat orang itu. Malam itu juga, Sultan bersama para anggota keluarganya dengan hanya mengenakan pakaian yang menempel di badan diangkut di tengah gelap gulita menuju ke Stasiun kereta api Sirkeci. Mereka digusur pergi meninggalkan bumi Khilafah, ke istana kumuh milik Yahudi di Salonika, tempat pengasingan negara sebelum seluruh khalifah dimusnahkan di tangan musuh Allah.

Khalifah terakhir umat Islam, dan keluarganya itu dibuang ke Salonika, Yunani. Angin lesu bertiup bersama gerimis salju di malam itu. Pohon-pohon yang tinggal rangka, seakan turut sedih mengiringi tragedi memilukan itu.

Di Eminonu, terlihat Galata di seberang teluk sedih. Bukit itu pernah menyaksikan kegemilangan Sultan Muhammad al-Fatih dan tentaranya yang telah menarik 70 kapal menyeberangi bukit itu dalam tempo satu malam. Mereka menerobos teluk Bosphorus yang telah dirantai pintu masuknya oleh Kaisar Constantinople. Sejarah itu sejarah gemilang. Tak akan pernah hilang.

Terhadap peristiwa pemecatannya, Sultan Abdul Hamid II mengungkap kegundahan hatinya yang dituangkan dalam surat kepada salah seorang gurunya Syekh Mahmud Abu Shamad yang berbunyi:

“…Saya meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan karena tipu daya dengan berbagai tekanan dan ancaman dari para tokoh Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk), sehingga dengan berat hati dan terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan itu. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar menyetujui dibentuknya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Saya tetap tidak menyetujui permohonan beruntun dan bertubi-tubi yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanjikan uang sebesar 150 juta pounsterling emas.

Saya tetap dengan tegas menolak tawaran itu. Saya menjawab dengan mengatakan, “Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian.”

Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan kekuatan gerakan rahasianya memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan mengancam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka.

Saya banyak bersyukur kepada Allah, karena saya menolak untuk mencoreng Daulah Uthmaniah, dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestina. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada Allah Ta’ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu.

Saya rasa cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah Anda dan segenap ikhwan menerima salam hormat saya. Guruku yang mulia. mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, semoga Anda beserta jama’ah yang anda bina bisa memaklumi semua itu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

22 September 1909

ttd

Pelayan Kaum Muslimin
(Abdul Hamid bin Abdul Majid)

Deru langkah tentara kedengaran melangkah menuju istana. Meriam ditembakkan sebagai tanda Sultan Mehmed V dinobatkan menjadi penguasa Utsmaniyyah. Resmilah malam itu Sultan Mehmed V menjadi Khalifah ke 99 umat Islam terhitung sejak Abu Bakr al-Siddiq ra. Tetapi khalifah yang satu ini sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Hanya boneka pengumpan yang hanya akan mempercepat pemberontakan untuk pembubaran Khilafah Utsmaniyyah.

“Entahlah, di saat hidup dan matiku tidak menentu, aku merasa begitu tenang dan aman. Seperti sebuah gunung besar yang selama ini mengendap di dadaku, ketika diangkat terasa lega!” keluh Sultan Abdul Hamid

Sultan Abdul Hamid mengusap kepala anaknya Abdul Rahim yang menangis ketakutan. Anak-anaknya yang lain turut menangis. Perjalanan dari Sirkeci Istanbul menuju ke Salonika Yunani penuh misteri.

“Sabarlah anak-anakku. Jika Allah mengkehendaki kematian bagi kita, bukankah kematian itu kesudahan untuk semua.” Sultan Abdul Hamid memberi motivasi kepada seluruh kerabatnya saat.Kereta api tengah meluncur laju. Bumi khilafah ditinggalkan di belakang. Sejarah kegemilangan 600 tahun Bani Usman, berakhir malam itu. Balutan hitam yang mustahil untuk diputihkan kembali.

Di tengah suasana malam yang sejuk, Sultan Abdul Hamid II melonjorkan kakinya di atas bangku kereta api sambil dipijit-pijit oleh anaknya Fatimah.

“Sabarlah anakku, negara tidak tahu apa yang telah mereka lakukan kepada umat Muhammad ini.” Sultan mengusap wajahnya yang berlinangan air mata.

Terlalu lama Sultan dan keluarganya dikurung di istana kumuh milik Yahudi itu. Mereka dikurung dalam kamar tanpa perabotan sama sekali. Pintu dan jendela dilarang dibuka. Hari demi hari, adalah penantian kematian sebelum mati bagi Sultan dan keluarganya. Akhirnya pada tahun 1912, Sultan Abdul Hamid dipulangkan ke Istanbul, akan tetapi anak-anaknya dipisah-pisahkan, bercerai berai. Dibuang ke Perancis menjadi pengemis yang hidup terlunta-lunta di emperan jalan.

Kondisi di pembuangan Salonika atau di istana tua Beylerbeyi Istanbul sama saja bahkan lebih parah. Sultan dan beberapa anggota keluarganya yang tersisa tidak dibenarkan keluar sama sekali hatta sekedar pergi ke perkarangan istana kecuali untuk shalat Jumat di luar istana, tentunya dengan penjagaan yang super ketat. Makanan untuk Sultan dan putera puterinya ditakar sedemikian rupa, dengan kualitas makanan yang sangat rendah bahkan seluruh hartanya dirampas habis oleh tentera Ataturk.

Hari-hari yang dilalui Sultan dalam pembuangan dan pengasingan sangat menyedihkan. Dia dan keluarganya selalu diancam akan dibunuh, istana tua itu akan diledakkan. Pada suatu pagi selesai shalat Subuh, Sultan memanggil puteranya, Abdul Rahman. Dialah ahli waris terpenting setelah ketiadaan Sultan nanti.

“Kita akan berikan semua harta kita kepada pihak tentara karena mereka memaksa kita menyerahkannya.” Keluh Sultan kepada Abdul Rahman dengan nada sedih.

Puteranya itu menangis terisak hebat. Dia menjadi amat takut dengan para tentara yang bengis itu. Beberapa hari kemudian di lobi Deutche Bank, Istanbul, terjadi serah terima secara paksa semua harta Sultan, termasuk seluruh tabungan Sultan kepada pihak tentara.

Sultan tinggal di istana tua sebagai penjara di Beylerbeyi selama 6 tahun dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Tubuh kurus kering dan mengidap penyakit paru yang akut. Sultan benar-benar diisolasi dari dunia luar, sampai-sampai untuk mengobati penyakit saja dipersulit.

“Maafkan saya, Tuanku. Mereka tidak mengijinkan saya untuk hadir lebih awal,” dokter yang merawat Sultan Abdul Hamid sambil berbisik. Nafas Sultan Abdul Hamid turun naik. Penyakit asthmanya semakin serius. Dokter sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Sultan Abdul Hamid II menghembuskan nafas terakhir dalam penjara Beylerbeyi pada 10 Februari, 1918. Kepergiannya diratapi seluruh penduduk Istanbul karena mereka sudah sadar. Berkat kebodohan mereka membiarkan Khilafah Utsmaniyyah dilumpuhkan setelah pencopotan jabatan khilafahnya, 10 tahun yang lalu. Menangislah… tiada sejarah yang mampu memadamkan penyesalan itu. Wa…Islama!!!

KISAH SULTAN TERAKHIR,,,

“Anakku, ayah melihat orang-orang di sini sudah mulai memuji paras cantikmu. Maka mulai hari ini ayah ingin kamu sudah mengenakan hijab dengan sempurna, karena kamu sudah menjadi wanita dewasa sekarang.” Untaian kata penuh kasih sayang itu dituturkan dengan suara lembut oleh Sultan Abdul Hamid II kepada anaknya Aishah saat mereka tengah melintas di depan Masjid Hamidiye Yildiz yang terletak tidak jauh dari pintu masuk istananya.

Di depan masjid ini, terlalu banyak kisah yang memilukan hati menimpa diri dan keluarga Sultan. Percobaan pembunuhan dengan meletakkan bom di dalam kereta kuda Sultan. Pengeboman itu terjadi berselang beberapa saat usai shalat Jumat. Allah masih menghendaki Sultan Abdul Hamid tetap bertakhta memimpin umat. Upaya menghabisi nyawa orang nomor satu di dunia Islam itu kandas.

Di depan istana ini, Sultan sering melaksanakan shalat dan keluar menyapa rakyat yang selalu dekat di hatinya.

Di situ juga, Sultan sesekali menunggang kuda ditemani anaknya Aishah, sambil menitahkan arti penting menegakkan syariah bagi muslimah. Sejak saat itu anaknya mutahajibah (berhijab) sempurna, ini menandakan putrinya Aishah Osmanuglu telah memasuki usia aqil baligh.

Istana Yildiz yang terbuat dari kayu ini adalah tempat tinggal pilihan Sultan Abdul Hamid II, setelah beliau meninggalkan segala bentuk kemewahan kaum keluarganya yang sebelum ini di Istana Dolmabahce.

Sultan Abdul Hamid II, lahir pada hari Rabu, 21 September 1842. Dengan nama lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan. Sultan adalah putra Abdul Majid dari istri kedua beliau. Ibunya meninggal saat Abdul Hamid berusia 7 tahun. Sultan menguasai bahasa Turki, Arab, dan Persia. Senang membaca dan bersyair.

Sebelumnya kekhalifahan dipimpim pamannya yaitu Abdul Aziz yang berkuasa cukup lama. Sultan Abdul Aziz digulingkan kemudian dibunuh oleh musuh politik Khilafah Utsmaniyyah. Khalifah setelah Abdul Aziz adalah Sultan Murad V, putra Abdul Aziz. Namun kekuasaannya tidak berlangsung lama dan digulingkan setelah 93 hari berkuasa karena dianggap tidak becus menjadi khalifah.

Sultan Abdul Aziz mewariskan negara dalam kondisi yang carut marut. Tunggakkan hutang luar negeri, parlemen yang mandul, campur tangan asing di dalam negeri, tarik menarik antar berbagai kepentingan Dewan Negara dan Dewan Menteri serta birokrat-birokrat yang korup.

Pada 41 Agustus 1876 (1293 H), Sultan Abdul Hamid dibai’at sebagai Khalifah. Saat itu usianya 34 tahun. Dia menyadari bahwa pembunuhan pamannya serta perubahan-perubahan kekuasaan yang terjadi saat itu merupakan konspirasi global melawan Khilafah Islamiyah. Namun Sultan Abdul Hamid II dapat menjalankan roda pemerintahannya dengan baik, sering berbicara dengan berbagai lapisan masyarakat, baik birokrat, intelektual, rakyat jelata maupun dari kelompok-kelompok yang kurang disukainya (lihat Shaw, 1977:212).

Kebijaksanaannya untuk mengayomi seluruh kaum Muslimin membuat ia populer. Namanya sering disebut dalam doa-doa di setiap shalat jumat diseantero bumi. Penggalangan kekuatan kaum Muslimin dan kesetiaan mereka terhadap Sultan Abdul Hamid II ini berhasil mengurangi tekanan Eropa terhadap Utsmaniyyah.

Abdul Hamid mengemban amanah dengan memimpin sebuah negara adidaya yang luasnya membentang dari timur dan barat. Di tengah situasi negara yang genting dan kritis. Beliau menghabiskan 30 tahun kekuasaan sebagai Khalifah dengan dikelilingi konspirasi, intrik, fitnah dari dalam negeri sementara dari luar negeri ada perang, revolusi, dan ancaman disintegrasi dan tuntutan berbagai perubahan yang senantiasa terjadi.

Termasuk upaya-upaya sistematis yang dilakukan kaum Yahudi untuk mendapatkan tempat tinggal permanen di tanah Palestina yang masih menjadi bagian dari wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah. Berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar mereka dapat memasuki Palestina.

Pertama, pada tahun 1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada sultan Abdul Hamid, untuk mendapatkan ijin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab sultan dengan ucapan “Pemerintan Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diijinkan menetap di Palestina”, mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar Amerika turut campur tangan.

Kedua, Theodor Hertzl, penulis Der Judenstaat (Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896 memberanikan diri menemuai Sultan Abdul Hamid sambil meminta ijin mendirikan gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya imperium Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri”.

Melihat keteguhan Sultan, mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru menghancurkan Khilafah Ustmaniyyah.

Karena gencarnya aktivitas Yahudi Zionis akhirnya Sultan pada tahun 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan atas rombongan peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal disana lebih dari tiga bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada tahun 1901 Sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1902, Hertzl untuk kesekian kalinya menghadap Sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah (Menyogok). Diantara risywah yang disodorkan Hertzl kepada Sultan adalah :

1. 150 juta poundsterling Inggris khusus untuk Sultan.

2. Membayar semua hutang pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.

3. Membangun kapal induk untuk pemerintah, dengan biaya 120 juta Frank

4. Memberi pinjaman 5 juta poundsterling tanpa bunga.

5. Membangun Universitas Ustmaniyyah di Palestina.

Semuanya ditolak Sultan, bahkan Sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana menterinya, sambil mengirim pesan, “Nasihati Mr Hertzl agar jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silakan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.”

Sejak saat itu kaum Yahudi dengan Zionisme melancarkan gerakan untuk menumbangkan Sultan. Dengan menggunakan jargon-jargon “liberation”, “freedom”, dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan Abdul Hamid II sebagai “Hamidian Absolutism”, dan sebagainya.

“Sesungguhnya aku tahu, bahwa nasibku semakin terancam. Aku dapat saja hijrah ke Eropa untuk menyelamatkan diri. Tetapi untuk apa? Aku adalah Khalifah yang bertanggungjawab atas umat ini. Tempatku adalah di sini. Di Istanbul!” Tulis Sultan Abdul Hamid dalam catatan hariannya.

Malam itu, 27 April 1909 Sultan Abdul Hamid dan keluarganya kedatangan beberapa orang tamu tak diundang. Kedatangan mereka ke Istana Yildiz menjadi catatan sejarah yang tidak akan pernah terlupakan. Mereka mengatasnamakan perwakilan 240 anggota Parlemen Utsmaniyyah—di bawah tekanan dari Turki Muda—yang setuju penggulingan Abdul Hamid II dari kekuasaannya. Senator Sheikh Hamdi Afandi Mali mengeluarkan fatwa tentang penggulingan tersebut, dan akhirnya disetujui oleh anggota senat yang lain. Fatwa tersebut terlihat sangat aneh dan setiap orang pasti mengetahui track record perjuangan Abdul Hamid II bahwa fatwa tersebut bertentangan dengan realitas di lapangan.

Keempat utusan itu adalah Emmanuel Carasso, seorang Yahudi warga Italia dan wakil rakyat Salonika (Thessaloniki) di Parlemen Utsmaniyyah (Meclis-i Mebusan) melangkah masuk ke istana Yildiz. Turut bersamanya adalah Aram Efendi, wakil rakyat Armenia, Laz Arif Hikmet Pasha, anggota Dewan Senat yang juga panglima militer Utsmaniyyah, serta Arnavut Esat Toptani, wakil rakyat daerah Daraj di Meclis-i Mebusan.

“Bukankah jam-jam seperti ini adalah waktu dimana aku harus menunaikan kewajibanku terhadap keluarga. Tidak bisakah kalian bicarakan masalah ini besok pagi?” Sultan Abdul Hamid tidak leluasa menerima kedatangan mereka yang kelihatannya begitu tiba-tiba dan mendesak. Tidak ada simpati di raut wajah mereka.

“Negara telah memecat Anda!” Esat Pasha memberitahu kedatangannya dengan nada angkuh. Kemudian satu persatu wajah anggota rombongan itu diperhatikan dengan seksama oleh Sultan.

“Negara telah memecatku, itu tidak masalah,…. tapi kenapa kalian membawa serta Yahudi ini masuk ke tempatku?” Spontan Sultan marah besar sambil menundingkan jarinya kepada Emmanuel Carasso.

Sultan Abdul Hamid memang kenal benar siapa Emmanuel Carasso itu. Dialah yang bersekongkol bersama Theodor Herzl ketika ingin mendapatkan izin menempatkan Yahudi di Palestina. Mereka menawarkan pembelian ladang milik Sultan Abdul Hamid di Sancak Palestina sebagai tempat pemukiman Yahudi di Tanah Suci itu. Sultan Abdul Hamid menolaknya dengan tegas, termasuk alternatif mereka yang mau menyewa tanah itu selama 99 tahun.

Pendirian tegas Sultan Abdul Hamid untuk tidak mengizinkan Yahudi bermukim di Palestina, telah menyebabkan Yahudi sedunia mengamuk. Harganya terlalu mahal. Sultan Abdul Hamid kehilangan takhta, dan Khilafah disembelih agar tamat riwayatnya.

Jelas terlihat bahwa saat tersebut adalah saat pembalasan paling dinanti oleh Yahudi, dimana Abdul Hamid II yang telah menolak menjual Palestina pada mereka, telah mereka tunjukkan di depan muka Abdul Hamid II sendiri bahwa mereka turut ambil bagian dalam penggulingannya dari kekuasaan. Mendung menggelayuti wajah Abdul Hamid II dan wajah Khilafah Islamiyah.

“Sesungguhnya aku sendiri tidak tahu, siapakah sebenarnya yang memilih mereka ini untuk menyampaikan berita penggulinganku malam itu.” Sultan Abdul Hamid meluapkan derita hatinya di dalam catatan hariannya.

Rencana menggulingkan Sultan sebenarnya sudah disiapkan lama sebelum malam itu. Beberapa Jumat belakangan ini, nama Sultan sudah tidak disebut lagi di dalam khutbah-khutbah.

“Walaupun Anda dipecat, kelangsungan hidup Anda berada dalam jaminan kami.” Esat Pasha menyambung pembicaraan.

Sultan Abdul Hamid memandang wajah puteranya Abdul Rahim, serta puterinya yang terpaksa menyaksikan pengkhianatan terhadap dirinya. Malang sungguh anak-anak ini terpaksa menyaksikan kejadian yang memilukan malam itu.

“Bawa adik-adikmu ke dalam.” Sultan Abdul Hamid menyuruhh Amir Abdul Rahim membawa adik-adiknya ke dalam kamar.

“Aku tidak membantah keputusanmu. Cuma satu hal yang kuharapkan. Izinkanlah aku bersama keluargaku tinggal di istana Caragan. Anak-anakku banyak. Mereka masih kecil dan aku sebagai ayah perlu menyekolahkan mereka.” Sultan Abdul Hamid meminta pertimbangan. Sultan sadar akan tidak ada gunanya membantah keputusan yang dibawa rombongan itu. Itulah kerisauan terakhir Sultan Abdul Hamid. Membayangkan masa depan anak-anaknya yang banyak. Sembilan laki-laki dan tujuh perempuan.

Permintaan Sultan Abdul Hamid ditolak mentah-mentah oleh keempat orang itu. Malam itu juga, Sultan bersama para anggota keluarganya dengan hanya mengenakan pakaian yang menempel di badan diangkut di tengah gelap gulita menuju ke Stasiun kereta api Sirkeci. Mereka digusur pergi meninggalkan bumi Khilafah, ke istana kumuh milik Yahudi di Salonika, tempat pengasingan negara sebelum seluruh khalifah dimusnahkan di tangan musuh Allah.

Khalifah terakhir umat Islam, dan keluarganya itu dibuang ke Salonika, Yunani. Angin lesu bertiup bersama gerimis salju di malam itu. Pohon-pohon yang tinggal rangka, seakan turut sedih mengiringi tragedi memilukan itu.

Di Eminonu, terlihat Galata di seberang teluk sedih. Bukit itu pernah menyaksikan kegemilangan Sultan Muhammad al-Fatih dan tentaranya yang telah menarik 70 kapal menyeberangi bukit itu dalam tempo satu malam. Mereka menerobos teluk Bosphorus yang telah dirantai pintu masuknya oleh Kaisar Constantinople. Sejarah itu sejarah gemilang. Tak akan pernah hilang.

Terhadap peristiwa pemecatannya, Sultan Abdul Hamid II mengungkap kegundahan hatinya yang dituangkan dalam surat kepada salah seorang gurunya Syekh Mahmud Abu Shamad yang berbunyi:

“…Saya meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan karena tipu daya dengan berbagai tekanan dan ancaman dari para tokoh Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk), sehingga dengan berat hati dan terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan itu. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar menyetujui dibentuknya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Saya tetap tidak menyetujui permohonan beruntun dan bertubi-tubi yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanjikan uang sebesar 150 juta pounsterling emas.

Saya tetap dengan tegas menolak tawaran itu. Saya menjawab dengan mengatakan, “Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian.”

Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan kekuatan gerakan rahasianya memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan mengancam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka.

Saya banyak bersyukur kepada Allah, karena saya menolak untuk mencoreng Daulah Uthmaniah, dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestina. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada Allah Ta’ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu.

Saya rasa cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah Anda dan segenap ikhwan menerima salam hormat saya. Guruku yang mulia. mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, semoga Anda beserta jama’ah yang anda bina bisa memaklumi semua itu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

22 September 1909

ttd

Pelayan Kaum Muslimin
(Abdul Hamid bin Abdul Majid)

Deru langkah tentara kedengaran melangkah menuju istana. Meriam ditembakkan sebagai tanda Sultan Mehmed V dinobatkan menjadi penguasa Utsmaniyyah. Resmilah malam itu Sultan Mehmed V menjadi Khalifah ke 99 umat Islam terhitung sejak Abu Bakr al-Siddiq ra. Tetapi khalifah yang satu ini sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Hanya boneka pengumpan yang hanya akan mempercepat pemberontakan untuk pembubaran Khilafah Utsmaniyyah.

“Entahlah, di saat hidup dan matiku tidak menentu, aku merasa begitu tenang dan aman. Seperti sebuah gunung besar yang selama ini mengendap di dadaku, ketika diangkat terasa lega!” keluh Sultan Abdul Hamid

Sultan Abdul Hamid mengusap kepala anaknya Abdul Rahim yang menangis ketakutan. Anak-anaknya yang lain turut menangis. Perjalanan dari Sirkeci Istanbul menuju ke Salonika Yunani penuh misteri.

“Sabarlah anak-anakku. Jika Allah mengkehendaki kematian bagi kita, bukankah kematian itu kesudahan untuk semua.” Sultan Abdul Hamid memberi motivasi kepada seluruh kerabatnya saat.Kereta api tengah meluncur laju. Bumi khilafah ditinggalkan di belakang. Sejarah kegemilangan 600 tahun Bani Usman, berakhir malam itu. Balutan hitam yang mustahil untuk diputihkan kembali.

Di tengah suasana malam yang sejuk, Sultan Abdul Hamid II melonjorkan kakinya di atas bangku kereta api sambil dipijit-pijit oleh anaknya Fatimah.

“Sabarlah anakku, negara tidak tahu apa yang telah mereka lakukan kepada umat Muhammad ini.” Sultan mengusap wajahnya yang berlinangan air mata.

Terlalu lama Sultan dan keluarganya dikurung di istana kumuh milik Yahudi itu. Mereka dikurung dalam kamar tanpa perabotan sama sekali. Pintu dan jendela dilarang dibuka. Hari demi hari, adalah penantian kematian sebelum mati bagi Sultan dan keluarganya. Akhirnya pada tahun 1912, Sultan Abdul Hamid dipulangkan ke Istanbul, akan tetapi anak-anaknya dipisah-pisahkan, bercerai berai. Dibuang ke Perancis menjadi pengemis yang hidup terlunta-lunta di emperan jalan.

Kondisi di pembuangan Salonika atau di istana tua Beylerbeyi Istanbul sama saja bahkan lebih parah. Sultan dan beberapa anggota keluarganya yang tersisa tidak dibenarkan keluar sama sekali hatta sekedar pergi ke perkarangan istana kecuali untuk shalat Jumat di luar istana, tentunya dengan penjagaan yang super ketat. Makanan untuk Sultan dan putera puterinya ditakar sedemikian rupa, dengan kualitas makanan yang sangat rendah bahkan seluruh hartanya dirampas habis oleh tentera Ataturk.

Hari-hari yang dilalui Sultan dalam pembuangan dan pengasingan sangat menyedihkan. Dia dan keluarganya selalu diancam akan dibunuh, istana tua itu akan diledakkan. Pada suatu pagi selesai shalat Subuh, Sultan memanggil puteranya, Abdul Rahman. Dialah ahli waris terpenting setelah ketiadaan Sultan nanti.

“Kita akan berikan semua harta kita kepada pihak tentara karena mereka memaksa kita menyerahkannya.” Keluh Sultan kepada Abdul Rahman dengan nada sedih.

Puteranya itu menangis terisak hebat. Dia menjadi amat takut dengan para tentara yang bengis itu. Beberapa hari kemudian di lobi Deutche Bank, Istanbul, terjadi serah terima secara paksa semua harta Sultan, termasuk seluruh tabungan Sultan kepada pihak tentara.

Sultan tinggal di istana tua sebagai penjara di Beylerbeyi selama 6 tahun dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Tubuh kurus kering dan mengidap penyakit paru yang akut. Sultan benar-benar diisolasi dari dunia luar, sampai-sampai untuk mengobati penyakit saja dipersulit.

“Maafkan saya, Tuanku. Mereka tidak mengijinkan saya untuk hadir lebih awal,” dokter yang merawat Sultan Abdul Hamid sambil berbisik. Nafas Sultan Abdul Hamid turun naik. Penyakit asthmanya semakin serius. Dokter sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Sultan Abdul Hamid II menghembuskan nafas terakhir dalam penjara Beylerbeyi pada 10 Februari, 1918. Kepergiannya diratapi seluruh penduduk Istanbul karena mereka sudah sadar. Berkat kebodohan mereka membiarkan Khilafah Utsmaniyyah dilumpuhkan setelah pencopotan jabatan khilafahnya, 10 tahun yang lalu. Menangislah… tiada sejarah yang mampu memadamkan penyesalan itu. Wa…Islama!!!

Rabu, 27 Januari 2010

TIPS CANTTIK DENGAN SUSU

Anda pasti tahu kalau susu bagus untuk kesehatan tubuh dan pembentukan tulang . Selain segar diminum , susu juga bermanfaat lho buat kecantikan kulit.

Ratu Mesir, Cleopatra yang kecantikannya sangat tersohor, punya salah satu resep rahasia untuk menjaga kehalusan kulitnya yaitu, susu. Resep ini kabarnya masih tersimpan dalam tulisan hieroglyph, tulisan bangasa Mesir Kuno. Sedangkan di dunia kecantikan modern manfaat susu sudah dikenal luas untuk menjaga kecantikan dan kehalusan kulit.

Nah biar makin oke soal manfaat susu buat kecantikan , coba saja resep-resep ini.

Masker Susu. Anda bisa memakai masker dengan bahan dasar yoghurt atau susu sebagai masker . Konon ampuh untuk menghalau penuaan dini dan mengusir noda di wajah.
Caranya gampang : Campur 2 sendok teh vitamin E ke sebuah wadah ( bisa kamu peroleh dari kapsul yang berisi vitamin E ), tambah 2 sendok teh yoghurt , setengah sendok teh madu dan jus lemon , campur rata. Usapkan ke seluruh wajah dan biarkan meresap selama 15 menit. Basuh muka dengan air hangat hingga benar-benar bersih.

Mengecilkan Pori . Jika Anda punya masalah dengan pori yang besar , terbuka , dan ingin kulit bersinar , ternyata kuncinya adalah sour cream ( susu asam ) . Produk susu ini sangat ampuh menangkal keluhan pori besar.
Caranya : ambil sour cream secukupnya , basuhkan ke wajah dan leher . Tunggu selama 15 menit dan cuci bersih . Rasakan bedanya . Kulit Anda akan tampak lebih bersinar.

Susu Terbukti Ampuh untuk mengurangi iritasi kulit , meringankan bintik-bintik merah , mengurangi reaksi alergi pada kulit dan membantu menyembuhkan luka . Jika kulitmu terkena iritasi atau kulit sensitif , basuhkan saja susu manis atau asam , baik krim atau buttermilk, biarkan kering sendiri .

Menyiapkan Mandi Susu dengan menambahkan secangkir susu instan bubuk ke air mandi , diyakini bisa memberi nutrisi dan melembutkan kulit. Cleopatra kabarnya tak lupa menambahkan susu unta segar untuk ritual mandinya.

Buat Yang Ingin Mengelupaskan Sel Kulit Mati , lakukan Proses scrubbing agar kulitmu makin bersinar.
Caranya : Larutkan sedikit garam dalam air mendidih lantas menambahkan empat cangkir susu instan tanpa lemak ke dalamnya. Selanjutnya berendam selama 20 menit ke air hangat-hangat kuku, lakukan scrubing dengan loofah/bath sponges.

Sumber : Infokulit.com

SELAMAT MENCOBA... ^_^

Tips: 20 cara diet sehat

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan agar program diet Anda menjadi lebih baik dan lebih sehat :

* Jangan 'membuat' diri Anda gemuk dengan selalu 'memenuhi' permintaan perut. Anda bisa dengan mudah menyantap 600 kalori kue kering dan snack tanpa Anda sadari.


* Bawalah rantang makan siang ke kantor atau tempat Anda beraktivitas. Kalau bisa jangan makan siang di luar. Ini akan membantu Anda mencegah makan siang berlebihan.

* Santap lebih banyak sup (tanpa krim). Sup tanpa krim biasanya rendah kalori dan lumayan membuat kenyang.

* Usahakan menyantap menu rendah kalori dulu sebelum menyantap menu lain. Mulailah dengan salad, sayuran dan sup kaldu, baru kemudian daging di urutan terakhir. Agar pada saat giliran menyantap daging, perut sudah cukup penuh untuk menu tinggi kalori.

* Jangan gunakan piring dinner. Gunakan piring salad setiap kali Anda makan.

* Pastikan bahwa setengah porsi dari makan siang atau makan malam Anda adalah sayur dan buah-buahan.

* Mulailah hari dengan menu dan porsi sarapan yang cukup. Ini akan membantu mengurangi asupan kalori di sepanjang sisa hari.

* Jadikan makan sebagai aktivitas yang memiliki tujuan, yaitu hidup sehat.

* Nikmati saat makanan masuk ke mulut dan kunyah dengan perlahan agar makanan dapat dicerna dengan sempurna. Jangan makan terlalu cepat. Makan lebih lambat dapat membantu memastikan jumlah makanan yang diserap tubuh serta dapat mengurangi risiko makan terlalu banyak. Hal ini juga bisa membantu agar kita tidak menyentuh sisa makanan dan alat makan lagi sampai makanan benar-benar dimakan seluruhnya.

* Kurangi pemakaian garam; hindari penggunaan garam meja.

* Tambahkan satu porsi buah-buahan atau sayuran pada menu Anda. Buah dan sayur juga dapat dikonsumsi sebagai snack, di sela-sela makan pagi, makan siang, dan makan malam.

* Minum air putih sebanyak 8 gelas perhari.

* Kurangi konsumsi makanan cepat saji/ fast food sampai kurang dari seminggu sekali. Fast food mengandung banyak lemak jenuh dan hanya terdapat sedikit nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral (terutama kalsium).

* Kurangi konsumsi gula secara berlebihan. Ganti minuman bersirup dengan air putih atau teh tawar. Hindari minuman bersoda, karena mengandung kadar gula yang tinggi.

* Ber-olahragalah. Jadikan itu sebagai kegiatan yang tidak bisa dikompromikan lagi.

* Beraerobik dengan musik kesukaan bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan.

* Makan pagilah, juga makan siang dan makan malam. Karena sebagian besar mereka yang berjuang untuk menghindari hobi makan di tengah malam adalah mereka yang makan tidak teratur atau makan tidak seimbang.

* Makanlah pada saatnya, jangan menunda-nunda waktu makan.

* Jika Anda terbiasa ngemil ketika stress, kini saatnya untuk berubah. Anda harus fokus mencari cara lain yang lebih sehat.

* Gosok gigi segera setelah makan malam, untuk mengingatkan diri Anda bahwa waktu makan sudah habis.