Senin, 16 Agustus 2010

JURUS SEHAT PUASA PENDERITA MAAGH

(iky_chan pharmacist)

Assalamu’alaikum warahmatullohi wa barokatuh…
Ambil sedikit makanan, lalu makanlah perlahan, agar Anda tahu kapan Anda merasa kenyang. (Shutter Stock)
Penyakit maagh bukan suatu penyakit yang tabu lagi di kalangan mahasiswa yang memang mempunyai jadwal seabrek (red: banyak), apalgi untuk seorang mahasiswa aktivis. Karena kebiasaan mahasiswa yang sering menunda-nunda jadwal makannya, sehingga lambung yang kosong yang terus dirangsang untuk menghasilkan asam lambung. Pola makan yang tidak teratur dengan puasa itu sangat berbeda. Ketika kita puasa, dari niat yang mantap itu, otak berhenti merangsang lambung menghasilkan asam lambung, sehingga ketika puasa lambung beristirahat dalam proses pencernaan. Bahkan, puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total. Demikian dikatakan dr H Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/8).

Ia menjelaskan, maag atau dispepsia pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati. Menurut, jenis dispepsia terbagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik.

Pada dispepsia organik, terjadi kelainan endoskopi, misalnya tukak kerongkongan, tukak lambung atau usus dua belas jari. Sementara pada dispepsia fungsional, endoskopi masih normal. Masih menurut dr Ari, masalah sebagian besar penderita dispepsia yang dijumpai saat ini adalah yang fungsional.

Faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berlemak tinggi, minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stres).

Pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu. Jadi, dapat disimpulkan, dispepsia fungsional akan membaik atau bahkan sembuh total ketika berpuasa.

"Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, tentu dengan tetap memperhatikan konsumsi makan dan minumnya," jelas dr Ari. Namun, ada "pantangan" makanan yang perlu diperhatikan penderita maag agar puasa justru membawa berkah positif dan bukan sebaliknya.

Berikut beberapa asupan makanan yang perlu dihindari para penderita sakit maag dalam menjalankan ibadah puasa.

1. Makanan yang banyak mengandung gas, antara lain sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, minuman bersoda.

2. Makanan yang sulit dicerna, yang akan memperlambat pengosongan lambung antara lain kue tart dan keju.

3. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung berlebih antara lain kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah sitrus, susu full cream.

4. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, antara lain cuka, berbumbu pedas, makanan mengandung merica.

5. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan antara lain alkohol, coklat, gorengan.

6. Sumber karbohidrat, seperti beras ketan, mie, bihun, ubi singkong, talas, atau dodol.

Nah, sekarang terbukti bahwa puasa yang sangat dianjurkan dalam islam ini sangat bermanfaat dalam terapi penyembuhan maagh. Akan tetapi yang harus menjadi catatan, jangan sampai kita menjadikan waktu berbuka sebagai ajang balas dendam untuk makan sebanyak-banyaknya, sehingga lambung kita yang belum siap menampung makanan segitu banyaknya menjadi overload, nah hal seperti ini yang membuat maagh kita semakin parah! dan akhirnya kita kekenyangan ketika hendak melakukan shalat tarawih. Begitu pula jangan sampai menjadikan waktu sahur sebagai aji mumpung, mumpung masih bisa makan, sehingga kita makan sebanyak-banyaknya, dan akhirnya ketika adzan subuh berkumandan kita malah menuju ke WC! Astaghfirullah… masuk syurga aja mau, tapi disuruh puasa aja lebay!
Marilah kita jadika bulan ini sebagai lading amal. Dimana tidur, sabar, dan segala kegiatan kita di bulan ini termasuk pahala yang berlipat ganda!
Jangan anggap puasa sebagai suatu kewajiban, tapi anggaplah sebagai suatu kebutuhan! Karena kalau kita menganggapnya suatu kewajiban, maka kita melakukannya dengan asal menahan makan dan minum saja. Tapi kalau kita melakukannya sebagai suatu kebutuhan, maka kita akan melakukannya dengan kesungguhan. Wallahu ila aqwamitthariq, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

2 komentar:

irsyad_icad mengatakan...

infonya bermanfaat nii ky.,
terus eksis yaa!!

rizanis mengatakan...

yoiyoy chad...

ntar insya allah kalo udah mulai kuliah mau nempelin bahan2 kuliah juga.
mohon dukungannya z chad