FARMASI Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.
Tulisan berjudul Minhaj itu adalah hasil karya Abu’l-Muna al-Kohen al-Attar dari Mesir. Al-Attar seorang ahli farmasi berpengalaman. Dalam Minhaj, al-Attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni meracik ubat. Sebahagian besar buku itu menguraikan tentang etika farmasi, salah satu topik penting dalam sejarah profesi kesehatan.
Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad, profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi sehingga ahli farmasi mendapat perlindungan dan sanjungan daripada pemerintah serta pengguna ketika itu. Melalui penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat, dan daya tarik bahan rempah-rempah dan bahan obat-obatan, menjadikan kedudukan profesi farmasi khususnya, dan kesihatan pada umunya di dunia Arab semakin meningkat. Dan sebenarnya bidang farmasi Barat adalah berasal daripada farmasi Arab dan Islam. Aspek dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis barat pada sejarah perubatan umumnya dan sejarah farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya prestasi sains dan budaya dunia Arab begitu banyak mempengaruhi profesi serta sumbangan pustaka farmasi di barat yang ada hingga hari ini.
Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat umumnya.
TOKOH ARAB DAN ISLAM YANG UTAMA
Yuhanna b. Masawayh (777 – 857)
Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebgai apoteker). Beliau terkenal melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satu daripadanya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah beliau menyatakan bahwa para dokter yang boleh menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui pengaturan pola makan tanpa penggunaan ubat adalah yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh juga mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi.
Bahan yang banyak digunakan dalam terapi perubatan Arab adalah kamfora. Menurut Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi, sandalwood iaitu bahan yang digunakan untuk menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8 (atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya, kata-kata seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti dia yang menjual atau yang berkaitan dengan sandalwood, sedang perkataan saydanah bermaksud farmasi.
Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter dari beberapa khalifah, di ibukota Abbasiah selama hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter Islam yang pertama mendirikan sekolah kolej farmasi swasta Arab.
Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari
Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk mengabdi sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang meteria medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung dan juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya.
Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya sambil memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa menyebabkan tidur ataupun maut.
Sabur b. Sahl
Beliau merupakan orang pertama menulis formula pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali sebagai Agradadhin. Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk setiap sekali pengunaan. Formula-formula ubat ini disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap, sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan persamaan dengan dokumen dari Asia Barat dan Yunani-Roman.
Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu, hampir selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam. Tulisan Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah farmakope dan banyak disalin serta ditiru dalam buku kedokteran Arab selanjutnya.
Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)
Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran Arab. Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada masa itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk mendalami lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul perubatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria.
Hunayn memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan ketepatan terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis Yunani lain) di samping menulis buku-bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih terasa pada tahun 830, Khalifah al-Ma’mun mendirikan satu institusi sains (bait al-Hikmah) untuk tujuan penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani ke dalam bahasa Arab. Hunayn menjadi pembimbing pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun, beliau menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta rangkaian kata yang digunakan untuk tujuan praktek kedokteran dan pengajaran.
Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang aspek kebersihan mulut, pecuci dan penggunaan bahan-bahan pergigian. Beliau terkenal sebagai penulis Arab pertama yang melakukan hal ini. Beliau juga yang menemukan bahan-bahan makanan dan minuman yang dianggap dapat merusak gigi. Hunayn juga mengusulkan pembersihan gigi, khususnya selepas makan seperti yang dianjurkan dalam kedokteran moderen. Tulisannya yang lain termasuklah tentang nilai gizi dan pemakanan, tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga tentang bunga mawar serta obat-obatan tertentu.
Sejarah Kefarmasian Indonesia
{ September 20, 2008 @ 12:05 am } · { Sejarah Farmasi }
{ } · { Tinggalkan sebuah Komentar }
Farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para tenaga farmasi Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah yang sangat sedikit.
Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark, Austria, Jerman dan Belanda. Namun, semasa perang kemerdekaan, kefarmasian di Indonesia mencatat sejarah yang sangat berarti, yakni dengan didirikannya Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946 dan di Bandung tahun 1947. Lembaga Pendidikan Tinggi Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil yang besar bagi perkembangan sejarah kefarmasian pada masa-masa selanjutnya.Dewasa ini kefamasian di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam dimensi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan teknologi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan teknologi yang cukup modern telah mampu memproduksi obat dalam jumlah yang besar dengan jaringan distribusi yang cukup luas. Sebagian besar, sekitar 90% kebutuhan obat nasional telah dapat dipenuhi oleh industri farmasi dalam negeri
Demikian pula peranan profesi farmasi pelayanan kesehatan juga semakin berkembang dan sejajar dengan profesi-profesi kesehatan lainnya Selintas Sejarah Kefarmasian Indonesia
1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan
Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker
semasa pemerintahan Hindia Belanda.
2. Periode Setelah Perang Kemerdekaan Sampai dengan Tahun 1958
Pada periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah yang relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka sekolah asisten apoteker Negeri (Republik) yang pertama , dengan jangka waktu pendidikan selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat sekitar 30 orang, sementara itu jumlah apoteker juga mengalami peningkatan, baik yang berasal dari pendidikan di luar negeri maupun lulusan dari dalam negeri.
3. Periode Tahun 1958 sampai dengan 1967
Pada periode ini meskipun untuk memproduksi obat telah banyak dirintis, dalam kenyataannya industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan yang cukup berat, antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku obat sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh bagian jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri. Pada periode ini, terutama antara tahun 1960 – 1965, karena kesulitan devisa dan keadaan ekonomi yang suram, industri farmasi dalam negeri hanya dapat berproduksi sekitar 30% dari kapasitas produksinya. Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian besar berasal dari impor. Sementara itu karena pengawasan belum dapat dilakukan dengan baik banyak terjadi kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan standar.Sekitar tahun 1960-1965, beberapa peraturan perundang-undangan yang penting dan berkaitan dengan kefarmasian yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain :
(1) Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(2) Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang barang
(3) Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan, dan
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada periode ini pula ada hal penting yang patut dicatat dalam sejarah kefarmasian di Indonesia, yakni berakhirnya apotek dokter dan apotek darurat.
Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal 8 Juni 1962, antara lain ditetapkan :
(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek-dokter, dan
(2) Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari 1963.
Sedangkan berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya antara lain :
(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat,
(2) Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1
Pebruari 1964, dan
(3) Semua izin apotek darirat di ibukota Daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya
dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.Pada tahun 1963, sebagai
realisasi Undang-undang Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional
(Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 39521/Kab/199 tanggal 11 Juli 1963).
Kamis, 24 September 2009
Minggu, 20 September 2009
rumah adat garut tahan gempa
WASPADA ONLINE
GARUT – Guncangan gempa bumi berkekuatan 7,3 pada skala richter yang terjadi pada Rabu (2/9) telah meluluhlantakkan sejumlah daerah di Jawa Barat, termasuk Garut. Namun, seluruh rumah adat Kampung Dukuh, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, 125 km arah selatan Garut justru masih utuh.
Camat Cikelet, Rifan, menyebutkan di wilayahnya ada 1.561 rumah rusak berat dan 1.623 rusak ringan. Namun, dari 10 ha perkampungan adat yang ada di Kampung Dukuh semuanya selamat. Terdiri dari 1 ha merupakan Dukuh Dalam, tujuh hektare Dukuh Luar, serta sisanya areal makam Karomah, serta lahan produksi.
Hal ini, menurut dia, di karenakan di sana terdapat keseragaman struktur bangunan permukiman msyarakat adat. Terdiri atas puluhan rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat. Seluruh bahan bangunan rumah panggung itu dari kayu berdinding anyaman bambu beralaskan papan serta beratapkan ijuk.
Di dekat perkampungan itu berdiri lereng hutan yang selamanya tabu untuk ditebang apalagi dijarah. “Karena bisa pamali atau mendatangkan bencana sangat besar,” kata pemuka masyarakat setempat Daud Mokhamad Komar.
Sehingga pada musim kemarau atau penghujan sekalipun, tak pernah terjadi bencana tanah longsor atau banjir lumpur. Seluruh warganya taat melakanakan ibadah berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Saat gempa mengguncang Rabu lalu, menurut Daud, seluruh penghuni cagar budaya itu mengumandangkan takbir serta mengucapkan ayat-ayat suci Al-Quran. Mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak.
Mereka sempat berkumpul di pelataran halaman rumah yang cukup luas, menengadahkan kepala dan pandangannya ke langit, sambil terus membacakan doa
(dat06/inilah)
GARUT – Guncangan gempa bumi berkekuatan 7,3 pada skala richter yang terjadi pada Rabu (2/9) telah meluluhlantakkan sejumlah daerah di Jawa Barat, termasuk Garut. Namun, seluruh rumah adat Kampung Dukuh, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, 125 km arah selatan Garut justru masih utuh.
Camat Cikelet, Rifan, menyebutkan di wilayahnya ada 1.561 rumah rusak berat dan 1.623 rusak ringan. Namun, dari 10 ha perkampungan adat yang ada di Kampung Dukuh semuanya selamat. Terdiri dari 1 ha merupakan Dukuh Dalam, tujuh hektare Dukuh Luar, serta sisanya areal makam Karomah, serta lahan produksi.
Hal ini, menurut dia, di karenakan di sana terdapat keseragaman struktur bangunan permukiman msyarakat adat. Terdiri atas puluhan rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat. Seluruh bahan bangunan rumah panggung itu dari kayu berdinding anyaman bambu beralaskan papan serta beratapkan ijuk.
Di dekat perkampungan itu berdiri lereng hutan yang selamanya tabu untuk ditebang apalagi dijarah. “Karena bisa pamali atau mendatangkan bencana sangat besar,” kata pemuka masyarakat setempat Daud Mokhamad Komar.
Sehingga pada musim kemarau atau penghujan sekalipun, tak pernah terjadi bencana tanah longsor atau banjir lumpur. Seluruh warganya taat melakanakan ibadah berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.
Saat gempa mengguncang Rabu lalu, menurut Daud, seluruh penghuni cagar budaya itu mengumandangkan takbir serta mengucapkan ayat-ayat suci Al-Quran. Mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak.
Mereka sempat berkumpul di pelataran halaman rumah yang cukup luas, menengadahkan kepala dan pandangannya ke langit, sambil terus membacakan doa
(dat06/inilah)
pulau jemur atau pulau jemor???
Kasus Pulau Jemur menambah daftar panjang konfrontasi dengan Malaysia dan peran Media kita yang lemah dalam melakukan cross check dan investigasi (mungkin kelelahan atau kelupaan) membuat masalah yang sebenarnya nggak perlu jadi berita yang sangat bombastis.
Namun untungnya ada para blogger yang dengan kemampuan dan kemauan analisisnya dapat membantu menjernihkan masalah tersebut.
Namun demikian akankah media yang sudah kebacut membuat berita heboh tersebut mau menarik atau meralat berita yang sudah mereka lansir?
Nah untuk hal itu tentu urusan mereka untuk mau tidaknya bukan.
Yang terpenting disini adalah bila kemarin saya sudah me-reblog artikel berkenanaan dengan kasus Pulau Jemur maka sekarang ini karena ada informasi untuk meluruskan berita tersebut tentunya kewajiban saya untuk melakukan balancing berita tersebut sesegara mungkin.
Dan secara kebetulan malam ini saya mendapatkan dua artikel yang dapat menjadi rujukan penting perihal itu dari blognya pak Rovicky dan Cebong Ipiet yang diposting di Wordpress.
Secara lengkap kedua posting tersebut saya pasang disini untuk memudahkan dibaca.
:)
--------------------------------------------
Ini dari blognya pak Rovicky
Ada dua pulau dengan mana yang sangat mirip yang sama-sama berlokasi di Selat Malaka. “Pulau Jemor, Malaysia” dan “Pulau Jemur, Indonesia”
* http://www.traveljournals.net/explore/malaysia/map/m3272649/pulau_jemor.html
* http://wikimapia.org/#lat=2.8840657&lon=100.5523682&z=10&l=0&m=h
Pulau Jemur terletak di Selat Malaka. Termasuk bagian dari Propinsi Riau, Indonesia. Pulau ini saat ini menjadi terkenal karena adanya website yang “keliru” menuliskan kepemilikannya karena bingun huruf ”U” dan “O”. Traveljournal.net salah menuliskan bahwa Pulau Jemur ini bagian dari Malaysia. Media di Indonesia dengan serta merta mengatakan adanya klaim kepemilikan dari Malaysia. Diantara Media yang terburu-buru dan merusak kredibilitasnya adalah Tempointeraktif.Com , KOMPAS.com INILAH.COM bahkan Antara-pun tidak melakukan verifikasi ada erbedaan antara Pulau JEMUR (Indonesia) dan Pulau JEMOR (Malaysia)
Benarkah ? Awas jangan sampai salah marah yang bikin malu.
Lokasi Pulau Jemur
Kalau dilihat disini : http://wikimapia.org/#lat= 2.8840657&lon=100.5523682& z=10&l=0&m=h terlihat bahwa Pulau Jemur memang lebih mudah diakses dari Malaysia. Ada kota-kota di dekat pulau ini yang dapat dipakai sebagai pangkalan untuk menuju ke Pulau Jemur. tentusaja ini sekdar fasilitas akomidasi sebelum mendatangi Pulau Jemur ini.
Pulau Jemur lebih dekat dengan Pulau Sumatra. Tetapi jauh dari perkotaan sebagai penyokong logistik seandainya akan mengembangkan Pulau ini untuk tujuan wisata.
Pulau Jemur
Pulau Jemur lebih dekat dengan Pulau Sumatra. Tetapi jauh dari perkotaan sebagai penyokong logistik seandainya akan mengembangkan Pulau ini untuk tujuan wisata.
Kesalahan Traveljournals.net adalah menerangkan pulau ini bagian dari Malaysia. Memang aksesnya mudah secara logistik. Mungkin inilah yang dipakai sebagai alasan Traveljournals.net untuk mempermudah pengguna site ini apabila ingin mendatangi pulau Indah ini. Tetapi juga mungkin salah spelling (penulisan), mereka kurang peka dengan U dan O.
Dua pulau berdekatan dengan kemiripan Nama
Namun kalau kita lihat disini : http://www.traveljournals.net/explore/malaysia/map/m3272649/pulau_jemor.html Yang dimaksud Pulau Jemor adalah sebuah pulau keciiil di dekat Pelabuhan Klang (klik peta paling atas).
tr_zonasi jemur_12
Bukannya diterlantarkan. Peta diatas menunjukkan bahwa sudah ada rencana pengembangan Pulau Jemur ini. Namun akses logistik menjadi kendala utama bagi traveler (orang yang suka jalan-jalan) dan turis.
Pulau indah yang minim logistik.
Yang perlu dipikirkan Riau dan Indonesia adalah, kalau datangnya dari sisi Timur (Malaysia) tentunya perlu imigrasi khusus, karena sudah melewati batas negara. Selain itu pulau yang sangat indah ini minim sekali infrastruktur logistiknya. Disinilah letak sulitnya mengembangkan sektor pariwisata di Pulau Jemur ini.
Jadi kalau saja Malaysia (pelabuhan Klang) ingin menjadi pelabuhan sebelum meunju Pulau Jemur ini adalah mempersiapkan keimigrasiannya. Jadi bisa dong join dengan Malaysia dalam hal ini.
Nah untuk Peulau Jemor ndak usah diceritakan ya. Yang jelas jangan mudah terpancing oleh media yang mulai malas melakukan verifikasi terhadap sebuah berita.
Namun untungnya ada para blogger yang dengan kemampuan dan kemauan analisisnya dapat membantu menjernihkan masalah tersebut.
Namun demikian akankah media yang sudah kebacut membuat berita heboh tersebut mau menarik atau meralat berita yang sudah mereka lansir?
Nah untuk hal itu tentu urusan mereka untuk mau tidaknya bukan.
Yang terpenting disini adalah bila kemarin saya sudah me-reblog artikel berkenanaan dengan kasus Pulau Jemur maka sekarang ini karena ada informasi untuk meluruskan berita tersebut tentunya kewajiban saya untuk melakukan balancing berita tersebut sesegara mungkin.
Dan secara kebetulan malam ini saya mendapatkan dua artikel yang dapat menjadi rujukan penting perihal itu dari blognya pak Rovicky dan Cebong Ipiet yang diposting di Wordpress.
Secara lengkap kedua posting tersebut saya pasang disini untuk memudahkan dibaca.
:)
--------------------------------------------
Ini dari blognya pak Rovicky
Ada dua pulau dengan mana yang sangat mirip yang sama-sama berlokasi di Selat Malaka. “Pulau Jemor, Malaysia” dan “Pulau Jemur, Indonesia”
* http://www.traveljournals.net/explore/malaysia/map/m3272649/pulau_jemor.html
* http://wikimapia.org/#lat=2.8840657&lon=100.5523682&z=10&l=0&m=h
Pulau Jemur terletak di Selat Malaka. Termasuk bagian dari Propinsi Riau, Indonesia. Pulau ini saat ini menjadi terkenal karena adanya website yang “keliru” menuliskan kepemilikannya karena bingun huruf ”U” dan “O”. Traveljournal.net salah menuliskan bahwa Pulau Jemur ini bagian dari Malaysia. Media di Indonesia dengan serta merta mengatakan adanya klaim kepemilikan dari Malaysia. Diantara Media yang terburu-buru dan merusak kredibilitasnya adalah Tempointeraktif.Com , KOMPAS.com INILAH.COM bahkan Antara-pun tidak melakukan verifikasi ada erbedaan antara Pulau JEMUR (Indonesia) dan Pulau JEMOR (Malaysia)
Benarkah ? Awas jangan sampai salah marah yang bikin malu.
Lokasi Pulau Jemur
Kalau dilihat disini : http://wikimapia.org/#lat= 2.8840657&lon=100.5523682& z=10&l=0&m=h terlihat bahwa Pulau Jemur memang lebih mudah diakses dari Malaysia. Ada kota-kota di dekat pulau ini yang dapat dipakai sebagai pangkalan untuk menuju ke Pulau Jemur. tentusaja ini sekdar fasilitas akomidasi sebelum mendatangi Pulau Jemur ini.
Pulau Jemur lebih dekat dengan Pulau Sumatra. Tetapi jauh dari perkotaan sebagai penyokong logistik seandainya akan mengembangkan Pulau ini untuk tujuan wisata.
Pulau Jemur
Pulau Jemur lebih dekat dengan Pulau Sumatra. Tetapi jauh dari perkotaan sebagai penyokong logistik seandainya akan mengembangkan Pulau ini untuk tujuan wisata.
Kesalahan Traveljournals.net adalah menerangkan pulau ini bagian dari Malaysia. Memang aksesnya mudah secara logistik. Mungkin inilah yang dipakai sebagai alasan Traveljournals.net untuk mempermudah pengguna site ini apabila ingin mendatangi pulau Indah ini. Tetapi juga mungkin salah spelling (penulisan), mereka kurang peka dengan U dan O.
Dua pulau berdekatan dengan kemiripan Nama
Namun kalau kita lihat disini : http://www.traveljournals.net/explore/malaysia/map/m3272649/pulau_jemor.html Yang dimaksud Pulau Jemor adalah sebuah pulau keciiil di dekat Pelabuhan Klang (klik peta paling atas).
tr_zonasi jemur_12
Bukannya diterlantarkan. Peta diatas menunjukkan bahwa sudah ada rencana pengembangan Pulau Jemur ini. Namun akses logistik menjadi kendala utama bagi traveler (orang yang suka jalan-jalan) dan turis.
Pulau indah yang minim logistik.
Yang perlu dipikirkan Riau dan Indonesia adalah, kalau datangnya dari sisi Timur (Malaysia) tentunya perlu imigrasi khusus, karena sudah melewati batas negara. Selain itu pulau yang sangat indah ini minim sekali infrastruktur logistiknya. Disinilah letak sulitnya mengembangkan sektor pariwisata di Pulau Jemur ini.
Jadi kalau saja Malaysia (pelabuhan Klang) ingin menjadi pelabuhan sebelum meunju Pulau Jemur ini adalah mempersiapkan keimigrasiannya. Jadi bisa dong join dengan Malaysia dalam hal ini.
Nah untuk Peulau Jemor ndak usah diceritakan ya. Yang jelas jangan mudah terpancing oleh media yang mulai malas melakukan verifikasi terhadap sebuah berita.
tradisi obrog-obrog sahur
Dimuat Galamedia, 28 Agustus 2008.
Lazimnya, pada bulan Ramadhan, orang membangunkan sahur dengan cara berteriak atau memukul beduk keliling kampung. Tapi berbeda dengan wilayah pantai utara, Indramayu dan Cirebon. Di daerah pantura ini bukan saja terkena dengan beragam kekayaan laut yang melimpah, tetapi juga beragam tradisi unik ada di sana. Di sana, menjelang sahur akan ramai dengan suara nyanyian yang diiringi musik oleh suatu rombongan yang berkeliling. Bulan Ramadhan kota Indramayu dan Cirebon semarak dengan hingar-bingar musik dari kesenian obrog. Warga di daerah pantai utara (pantura) ini “dibangunkan” dari tidurnya untuk melaksanakan sahur dengan bunyi musik yang khas. Fenomena obrog, sebagai sebuah seni tradisi sangat menarik untuk ditelisik, khususnya pada perubahan media (alat musik), bentuk, dan pergeseran fungsinya.
Apa itu obrog? Nama obrog berasal dari bunyi alat musik yang sering dipakai, semacam kendang/gendang. Tidak diketahui dengan pasti kapan kesenian ini tercipta. Obrog merupakan kesenian yang banyak ditemui selama bulan Ramadhan. Selama sebulan penuh, rombongan musik obrog berkeliling dari desa ke desa guna membangunkan warga untuk segera begegas makan sahur. Mereka menyusuri desa-desa dengan memainkan alat-alat musik dan bernyanyi pagi-pagi buta. Biasanya beraksi mulai pukul 2 atau 3 dini hari.
Alat-alat musik yang dimainkan oleh rombongan obrog, dahulu berupa alat-alat musik tradisional. Sekarang rombongan obrog bermain dengan menggunakan alat musik modern. Mulai dari gitar elektrik, bass, organ, tamborin, dilengkapi dengan sound system yang didorong di atas roda. Ada juga rombongan obrog yang menyediakan panggung mini yang didorong di atas roda. Para biduannya juga banyak yang membawakan lagu-lagu dangdut kontemporer. Mirip sebuah grup organ tunggal. Pada tahun 1985-an, obrog banyak dimainkan oleh grup dangdut kelas pinggiran dengan perangkat musik yang lengkap. Teknologi karaoke yang marak pada 1990-an turut mewarnai perkembangan obrog. Beberapa tahun belakangan obrog banyak dimainkan dengan organ tunggal. Pada saat bulan puasa tiba, grup obrog menjamur di sekitar wilayah pantura. Satu grup obrog biasanya masih terikat hubungan kerabat. Dahulu para pelakunya melulu kaum laki-laki. Ini disebabkan karena kaum perempuan dianggap tabu untuk keluar malam oleh masyarakat. Namun sekarang rombongan obrog banyak menyertakan perempuan di dalamnya, terutama yang bertindak sebagai seorang biduan.
Perubahan
Perubahan-perubahan ini memang wajar. Obrog bukanlah produk kesenian yang sakral. Ia dapat berubah sesuai dengan keadaan dan tuntutan zaman, serta keinginan/selera masyarakat pendukungnya. Penggunaan alat-alat musik modern adalah bentuk tuntutan zaman yang diikuti oleh para pelaku seni ini. Hal lain yang unik dari obrog, yaitu saat Idul Fitri (Lebaran) tiba, masyarakat akan memberi uang, beras, atau makanan sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah dibangunkan sahur selama bulan puasa. Ini adalah wujud hubungan timbal-balik antara pelaku seni obrog dan masyarakat.
Setiap kegiatan seni memiliki sebuah fungsi. Edi Sedyawati (2006: 366) menyebutkan fungsi seni, yaitu: sebagai penyalur kekuatan adi-kodrati; penyalur bakti kepada Tuhan (religius); melestarikan warisan nenek moyang; sarana atau komponen pendidikan; kegiatan bersenang dan berhibur; sarana pencaharian hidup. Di masa lalu obrog erat sekali dengan fungsi penyalur bakti pada Tuhan (religius). Tujuan utama obrog adalah membangunkan orang untuk bersantap sahur. Secara langsung mereka juga berperan mengajak orang untuk beribadah. Selain itu, obrog menjadi media komunikasi sosial masyarakat. Namun, kini fungsi tersebut perlahan telah bergeser. Fungsinya kini lebih kepada sarana pencaharian hidup (ekonomis/komersil). Kebanyakan rombongan obrog berkeliling untuk meraup penghasilan. Biasanya mereka menarik uang/saweran untuk permintaan sebuah lagu.
Awalnya, nilai dari penganut obrog adalah pengabdian. Seiring dengan perkembangan zaman yang menjadi semakin praktis maka orang juga akan berpikir semakin praktis. Pada akhirnya penganut obrog akan berpikir ekonomi supaya mendapatkan penghasilan melalui obrog. Lazimnya, rombongan obrog memulai aksinya pada pukul 2 dini hari. Namun sekarang karena tujuan komersil tadi, banyak rombongan yang memulai berkeliling dari pukul 22.00, jauh sebelum waktu sahur tiba. Mereka adu cepat untuk berangkat ngobrog keliling kampung, dan tentunya memilih tempat kunjungan yang “tepat”. Generasi penerus perlu mengetahui fungsi utama obrog, yakni religius (beramal). Jangan sampai fungsi utama ini hilang begitu saja, dan tergantikan oleh makna materil (mencari uang) semata. Sudah sepatutnya obrog dikembalikan ke makna semula, yaitu beramal. Mudah-mudahan kesenian unik yang ada setiap bulan Ramadhan ini tetap lestari.
Lazimnya, pada bulan Ramadhan, orang membangunkan sahur dengan cara berteriak atau memukul beduk keliling kampung. Tapi berbeda dengan wilayah pantai utara, Indramayu dan Cirebon. Di daerah pantura ini bukan saja terkena dengan beragam kekayaan laut yang melimpah, tetapi juga beragam tradisi unik ada di sana. Di sana, menjelang sahur akan ramai dengan suara nyanyian yang diiringi musik oleh suatu rombongan yang berkeliling. Bulan Ramadhan kota Indramayu dan Cirebon semarak dengan hingar-bingar musik dari kesenian obrog. Warga di daerah pantai utara (pantura) ini “dibangunkan” dari tidurnya untuk melaksanakan sahur dengan bunyi musik yang khas. Fenomena obrog, sebagai sebuah seni tradisi sangat menarik untuk ditelisik, khususnya pada perubahan media (alat musik), bentuk, dan pergeseran fungsinya.
Apa itu obrog? Nama obrog berasal dari bunyi alat musik yang sering dipakai, semacam kendang/gendang. Tidak diketahui dengan pasti kapan kesenian ini tercipta. Obrog merupakan kesenian yang banyak ditemui selama bulan Ramadhan. Selama sebulan penuh, rombongan musik obrog berkeliling dari desa ke desa guna membangunkan warga untuk segera begegas makan sahur. Mereka menyusuri desa-desa dengan memainkan alat-alat musik dan bernyanyi pagi-pagi buta. Biasanya beraksi mulai pukul 2 atau 3 dini hari.
Alat-alat musik yang dimainkan oleh rombongan obrog, dahulu berupa alat-alat musik tradisional. Sekarang rombongan obrog bermain dengan menggunakan alat musik modern. Mulai dari gitar elektrik, bass, organ, tamborin, dilengkapi dengan sound system yang didorong di atas roda. Ada juga rombongan obrog yang menyediakan panggung mini yang didorong di atas roda. Para biduannya juga banyak yang membawakan lagu-lagu dangdut kontemporer. Mirip sebuah grup organ tunggal. Pada tahun 1985-an, obrog banyak dimainkan oleh grup dangdut kelas pinggiran dengan perangkat musik yang lengkap. Teknologi karaoke yang marak pada 1990-an turut mewarnai perkembangan obrog. Beberapa tahun belakangan obrog banyak dimainkan dengan organ tunggal. Pada saat bulan puasa tiba, grup obrog menjamur di sekitar wilayah pantura. Satu grup obrog biasanya masih terikat hubungan kerabat. Dahulu para pelakunya melulu kaum laki-laki. Ini disebabkan karena kaum perempuan dianggap tabu untuk keluar malam oleh masyarakat. Namun sekarang rombongan obrog banyak menyertakan perempuan di dalamnya, terutama yang bertindak sebagai seorang biduan.
Perubahan
Perubahan-perubahan ini memang wajar. Obrog bukanlah produk kesenian yang sakral. Ia dapat berubah sesuai dengan keadaan dan tuntutan zaman, serta keinginan/selera masyarakat pendukungnya. Penggunaan alat-alat musik modern adalah bentuk tuntutan zaman yang diikuti oleh para pelaku seni ini. Hal lain yang unik dari obrog, yaitu saat Idul Fitri (Lebaran) tiba, masyarakat akan memberi uang, beras, atau makanan sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah dibangunkan sahur selama bulan puasa. Ini adalah wujud hubungan timbal-balik antara pelaku seni obrog dan masyarakat.
Setiap kegiatan seni memiliki sebuah fungsi. Edi Sedyawati (2006: 366) menyebutkan fungsi seni, yaitu: sebagai penyalur kekuatan adi-kodrati; penyalur bakti kepada Tuhan (religius); melestarikan warisan nenek moyang; sarana atau komponen pendidikan; kegiatan bersenang dan berhibur; sarana pencaharian hidup. Di masa lalu obrog erat sekali dengan fungsi penyalur bakti pada Tuhan (religius). Tujuan utama obrog adalah membangunkan orang untuk bersantap sahur. Secara langsung mereka juga berperan mengajak orang untuk beribadah. Selain itu, obrog menjadi media komunikasi sosial masyarakat. Namun, kini fungsi tersebut perlahan telah bergeser. Fungsinya kini lebih kepada sarana pencaharian hidup (ekonomis/komersil). Kebanyakan rombongan obrog berkeliling untuk meraup penghasilan. Biasanya mereka menarik uang/saweran untuk permintaan sebuah lagu.
Awalnya, nilai dari penganut obrog adalah pengabdian. Seiring dengan perkembangan zaman yang menjadi semakin praktis maka orang juga akan berpikir semakin praktis. Pada akhirnya penganut obrog akan berpikir ekonomi supaya mendapatkan penghasilan melalui obrog. Lazimnya, rombongan obrog memulai aksinya pada pukul 2 dini hari. Namun sekarang karena tujuan komersil tadi, banyak rombongan yang memulai berkeliling dari pukul 22.00, jauh sebelum waktu sahur tiba. Mereka adu cepat untuk berangkat ngobrog keliling kampung, dan tentunya memilih tempat kunjungan yang “tepat”. Generasi penerus perlu mengetahui fungsi utama obrog, yakni religius (beramal). Jangan sampai fungsi utama ini hilang begitu saja, dan tergantikan oleh makna materil (mencari uang) semata. Sudah sepatutnya obrog dikembalikan ke makna semula, yaitu beramal. Mudah-mudahan kesenian unik yang ada setiap bulan Ramadhan ini tetap lestari.
Senin, 14 September 2009
KETIKA CINTA HARUS BERANJAK PERGI
Dalam kegelapan malam yang kelam, aku terdiam membisu. Tak tahu apa yang akan aku perbuat, dan tak mengerti apa yang harus aku cari. Entah kemana kini aku harus berjalan. Kakiku terlalu berat untuk melangkah. Suara bising kendaraan terlalu mengusik kediamanku. Saat ini aku hanya ingin ketenangan dan kedamaian yang kan menyelimuti gundah jiwaku. Terkadang aku ingin menyanyikan lagu patah hati yang saat ini aku rasa, namun suaraku terasa sumbang walau untuk aku dengar sendiri. Keadaan ini terlalu membuat hidupku seolah mati.
Siang tadi, cinta yang kuharap kan abadi singgah dalam hatiku telah berlalu meninggalkanku terkapar dalam kepedihan. Terlalu munafik rasanya bila aku harus menganggapnya suatu hal yang biasa. Terlalu indah bila harus kuhapuskan begitu saja dari memori kenanganku.
“Sudahlah, relakan semuanya pergi. Kau takkan dapat hidup dalam kesedihan untuk selamanya”. Hembusan angin malam yang ikut merasakan lara batinku seakan memberikan pitutur nasehat kepadaku.
“tak mungkin aku harus melupakannya. Terlalu sombong bila aku saat ini juga harus merelakan kepergiannya”. Jiwaku yang telah terkoyak berteriak menjawabnya.
Mentari yang menebarkan sinar kedamaian telah merasuk ke dalam setiap celah-celah kamarku. Memberikan isyarat jika hari ini aku harus bangkit dan mengahadapi duniaku kembali. Selesai mandi dan siap-siap, kemudian jalanan yang telah ramai sudah menerimaku menjadi bagiannya. Sesampainya di gerbang sekolah, ternyata suasana telah ramai. Dan tak sadar di belakangku telah berdiri teman karibku yang bernama Wawan.
“sabar sob, mungkin dia memang bukanlah yang terbaik bagi hidupmu”. Wawan memberikan support kepadaku dalam menghadapi masalah ini. sob adalah sapaan akrab kami berdua. Sebab namaku adalah Obie.
“yups, Thanks ya?”. Jawabku singkat tanpa ekspresi.
“Tuhan itu Maha Tahu apa yang dibutuhkan dan terbaik bagi hamba-Nya”. Wawan melanjutkan nasihatnya sambil berjalan mengikuti langkah kakiku menuju ke kelas yang mulai ramai.
Siang sepulang sekolah kemarin, seorang cewek yang bernama Jingga telah meninggalkan aku. Memang belum terhitung lama kami tertaut dalam tali asmara ini. Baru satu tahun. Namun bagiku Jingga telah mengisi sebagian kekosongan jiwaku. Alasan yang ia utarakan untuk perpisahan aku dengannya memang masalah yang tak dapat dielakkan lagi. Jingga telah termakan budaya zaman Siti Nurbaya. Ia telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Meski alasan itu dapat aku terima, namun itu terlalu sulit untuk masuk ke dalam alam fikir sadarku.
Aku hanya mampu diam dan menundukkan kepala ketika ia mengutarakan maksud dan alasannya untuk meninggalkan aku. Dalam hati aku selalu berharap yang terjadi saat itu adalah sebuah mimpi. Dan tak kan pernah terjadi dalam hidupku. Tapi itulah kenyataan. Datang untuk dihadapi bukan untuk dihindari, meski harus menyisakan perih di hati..
Hamparan-hamparan tanah luas yang dulu pernah menjadi tempat kami saling berbagi dan becerita kini tinggallah saksi bisu yang kusam. Syair-syair puisi yang dulu ku rangakai untuknya saat ini hanyalah kata-kata lusuh yang menyumpal gendang telinga bila dilantunkan. Harapan-harapan yang dulu kita ucapan sekarang tak lain adalah kenangan yang menyakitkan.
“kuda apa yang paling membuat aku merasa bahagia?”. Ucap Jingga tiba-tiba dengan manja, tiga hari sebelum menyatakan perpisahan denganku di atas sebuah bukit yang terletak tak jauh dari kawasan kota Jogja
“em. . ., apa yach . . .?”. jawabku sok bingung. Padahal menurutku jawaban itu tak begitu berarti, yang penting saat itu aku merasa bahagia dapat selalu dengannya.
“kuda-pat memiliki hatimu dan meraih cintamu”. Jingga melanjutkan jawabannya dengan suara syahdu sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Pada saat itu jiwaku seakan melayang terbang bersamanya mengarungi samudera lepas.
Kini semua kisah itu hanyalah sisa-sisa puing kenangan. Namun aku akan selalu mencoba bangkit menghadapi realitas hidup ini. Aku akan mencoba mengukir kisah cinta baru di hari yang banyak disebut oleh orang-orang adalah hari kasih sayang ini. Valentine’s Day.
Siang tadi, cinta yang kuharap kan abadi singgah dalam hatiku telah berlalu meninggalkanku terkapar dalam kepedihan. Terlalu munafik rasanya bila aku harus menganggapnya suatu hal yang biasa. Terlalu indah bila harus kuhapuskan begitu saja dari memori kenanganku.
“Sudahlah, relakan semuanya pergi. Kau takkan dapat hidup dalam kesedihan untuk selamanya”. Hembusan angin malam yang ikut merasakan lara batinku seakan memberikan pitutur nasehat kepadaku.
“tak mungkin aku harus melupakannya. Terlalu sombong bila aku saat ini juga harus merelakan kepergiannya”. Jiwaku yang telah terkoyak berteriak menjawabnya.
Mentari yang menebarkan sinar kedamaian telah merasuk ke dalam setiap celah-celah kamarku. Memberikan isyarat jika hari ini aku harus bangkit dan mengahadapi duniaku kembali. Selesai mandi dan siap-siap, kemudian jalanan yang telah ramai sudah menerimaku menjadi bagiannya. Sesampainya di gerbang sekolah, ternyata suasana telah ramai. Dan tak sadar di belakangku telah berdiri teman karibku yang bernama Wawan.
“sabar sob, mungkin dia memang bukanlah yang terbaik bagi hidupmu”. Wawan memberikan support kepadaku dalam menghadapi masalah ini. sob adalah sapaan akrab kami berdua. Sebab namaku adalah Obie.
“yups, Thanks ya?”. Jawabku singkat tanpa ekspresi.
“Tuhan itu Maha Tahu apa yang dibutuhkan dan terbaik bagi hamba-Nya”. Wawan melanjutkan nasihatnya sambil berjalan mengikuti langkah kakiku menuju ke kelas yang mulai ramai.
Siang sepulang sekolah kemarin, seorang cewek yang bernama Jingga telah meninggalkan aku. Memang belum terhitung lama kami tertaut dalam tali asmara ini. Baru satu tahun. Namun bagiku Jingga telah mengisi sebagian kekosongan jiwaku. Alasan yang ia utarakan untuk perpisahan aku dengannya memang masalah yang tak dapat dielakkan lagi. Jingga telah termakan budaya zaman Siti Nurbaya. Ia telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Meski alasan itu dapat aku terima, namun itu terlalu sulit untuk masuk ke dalam alam fikir sadarku.
Aku hanya mampu diam dan menundukkan kepala ketika ia mengutarakan maksud dan alasannya untuk meninggalkan aku. Dalam hati aku selalu berharap yang terjadi saat itu adalah sebuah mimpi. Dan tak kan pernah terjadi dalam hidupku. Tapi itulah kenyataan. Datang untuk dihadapi bukan untuk dihindari, meski harus menyisakan perih di hati..
Hamparan-hamparan tanah luas yang dulu pernah menjadi tempat kami saling berbagi dan becerita kini tinggallah saksi bisu yang kusam. Syair-syair puisi yang dulu ku rangakai untuknya saat ini hanyalah kata-kata lusuh yang menyumpal gendang telinga bila dilantunkan. Harapan-harapan yang dulu kita ucapan sekarang tak lain adalah kenangan yang menyakitkan.
“kuda apa yang paling membuat aku merasa bahagia?”. Ucap Jingga tiba-tiba dengan manja, tiga hari sebelum menyatakan perpisahan denganku di atas sebuah bukit yang terletak tak jauh dari kawasan kota Jogja
“em. . ., apa yach . . .?”. jawabku sok bingung. Padahal menurutku jawaban itu tak begitu berarti, yang penting saat itu aku merasa bahagia dapat selalu dengannya.
“kuda-pat memiliki hatimu dan meraih cintamu”. Jingga melanjutkan jawabannya dengan suara syahdu sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Pada saat itu jiwaku seakan melayang terbang bersamanya mengarungi samudera lepas.
Kini semua kisah itu hanyalah sisa-sisa puing kenangan. Namun aku akan selalu mencoba bangkit menghadapi realitas hidup ini. Aku akan mencoba mengukir kisah cinta baru di hari yang banyak disebut oleh orang-orang adalah hari kasih sayang ini. Valentine’s Day.
بسم الله الرحمن الرحيم Perkembangan Syi’ah di Indonesia ditinjau dari segi HANKAMNAS dan PANCASILA
Saat ini masyarakat sedang dihadapkan pada satu keadaan yang sangat meresahkan dan membahayakan, dikarenakan terus berkembangnya aliran sesat Syi’ah di Indonesia. Keadaan yang tidak menyenangkan ini telah merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita. Sehingga banyak Ulama yang bangun berusaha menyelamatkan masyarakat dari faham yang menyesatkan tersebut.
Kemudian melihat bahayanya bagi bangsa dan negara apabila aliran sesat tersebut terus berkembang di Indonesia, maka Redaksi Ash-Showaaiq meminta kepada Yayasan ALBAYYINAT untuk membahasnya. Namun kali ini kami menghendaki pembahasannya dari segi :
H A N K A M N A S DAN P A N C A S I L A.
Semoga kajian dibawah ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak yang berkepentingan.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam kesempatan ini kami tidak akan membahas aliran Syi’ah dari segi agama, sebab para Ulama Islam sudah sepakat bahwa ajaran Syi’ah Imamiyyah Itsna’asyariyyah yang berpusat di Iran itu sesat dan keluar dari Islam ( Kafir ). Tapi kali ini kami akan membahas berbahayanya aliran Syi’ah bagi bangsa dan negara kita, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Redaksi Ash-Showaaiq.
Sampai saat ini kami kalau sholat selalu memohon kepada Alloh Swt agar Syi’ah di Indonesia tidak sampai kuat. Sebab apabila mereka sampai kuat, maka kami khawatir apa yang terjadi di Iraq, Pakistan, India dan di Timur Tengah lainnya, yaitu saling bunuh antara Ahlussunnah dengan Syiah akan terjadi di Indonesia. Dan ini kami rasa tidak bisa dielakkan.
Bagaimana tidak akan terjadi?.
Sebagaimana kita ketahui, Indonesia ini adalah bumi Ahlussunnah Waljamaah, dimana Muslimin Indonesia sangat menghormati dan mencintai serta menjunjung tinggi pemimpin pemimpin islam. Kita sangat menghormati para Sahabat, Istri Istri Rosululloh Saw dan para Imam Ahlussunnah. Sikap kita Ahlussunnah Waljamaah jelas, yaitu kita siap berkorban apa saja, baik harta benda maupun jiwa raga kita demi membela mereka.
Kemudian datang orang orang Syi’ah dari Iran atau orang orang yang sudah dikader di Iran kebumi Ahlussunnah Waljamaah dan tanpa sopan mencaci maki dan melaknat pemimpin pemimpin kita. Pemimpin pemimpin yang kita hormati dan kita jadikan panutan tersebut mereka kafirkan dan mereka murtadkan.
Hal ini berakibat sangat meresahkan masyarakat dan tentu membuat kita marah dan tidak bisa menerima perlakuan mereka. Bagaimana kita akan tinggal diam menerima kekurang ajaran mereka, bagaimana kita akan diam melihat kebiadaban mereka. Karenanya apa yang terjadi diluar negeri yaitu saling bunuh antara Ahlussunnah dengan Syi’ah akan terjadi di Indonesia dan ini tidak bisa dihindarkan. Sebab hal yang seperti ini sudah terjadi dibeberapa negara, dan hampir setiap hari dapat kita saksikan di Televisi Televisi kita.
Jika sekarang cara mereka berkampanye masih melalui buku buku dan door to door sembunyi sembunyi, karena mereka sungkan dan takut kepada Muslimin Indonesia yang dikenal beraqidah Ahlussunnah Waljamaah, maka apabila mereka merasa sudah kuat, mereka akan kampanye dijalan jalan tanpa sungkan lagi dan akan terang terangan mencaci maki pemimpin pemimpin islam, para Sahabat dan Istri Istri Rosululloh Saw.
Sekarang saja dimana mereka belum kuat, bukan rahasia lagi bahwa akibat dari berkembangnya aliran Syi’ah di Indonesia telah terjadi perpecahan dan permusuhan didalam masyarakat. Banyak bukti yang menunjukkan terjadinya pertengkaran dan perpecahan antara ayah dengan anaknya, suami dengan istrinya, kakak dengan adiknya, ibu dengan anaknya, guru dengan muridnya, seseorang dengan temannya dan tetangganya. Sehingga banyak rumah tangga yang dahulunya harmonis men’jadi berantakan, suasana perkampungan yang sebelumnya penghuninya saling sapa dan memberikan salam, menjadi saling bermusuhan, kepengurusan organisasi yang dahulunya kompak men’jadi pecah dan masing masing individu saling men’jatuhkan, suasana masyarakat yang dahulunya hidup damai dan saling tolong menolong, men’jadi resah dan saling bermusuhan.
Sebenarnya suasana yang tidak menyenangkan tersebut, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat saja, tapi pemerintah juga sudah mencium adanya akibat yang timbul dari penyebaran aliran sesat Syi’ah. Karena itu pemerintah sudah berulang kali baik melalui MUI maupun aparat didaerah, menyerukan agar masyarakat mewaspadai aliran Syi’ah.
Pemerintah menyadari bahwa apabila pemerintah tidak cepat cepat bertindak, maka pemerintah akan kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak. Hanya saja pemerintah masih menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Dalam hal ini kami rasa aparat pemerintah sudah mengantongi nama nama aktivis mereka
Sekarang saja dimana mereka masih sangat sedikit, sudah terjadi keributan keributan dan saling pukul antara orang orang Sunni dengan orang orang Syi’ah, namun apabila mereka sampai kuat, maka hal hal yang tidak kita inginkan akan terjadi.
Di dalam ajaran Ahlussunnah Waljamaah, I R H A B atau T E R O R tidak ada dan tidak dibenarkan, namun didalam ajaran Syi’ah Irhab atau Teror ada dan dibenarkan dan selalu dikerjakan diberbagai Negara.
Mereka itu sangat taat kepada atasan atau pemimpin atau Imamnya dan gerakan tutup mulutnya tidak diragukan dan sudah teruji. Disamping gerakan mereka yang terorganisir, mereka didukung dana yang besar sekali, maklum didukung satu Negara yang kaya. Dengan dana tersebut beberapa tokoh kita telah dibrangus, sehingga mereka tidak berani atau tidak mau berkomentar mengenai kesesatan Syi’ah dan bahayanya bagi agama bangsa dan negara.
Berbeda dengan aliran aliran sesat yang lain, aliran sesat Syi’ah mempunyai jaringan Internasional yang terorganisir. Oleh karena itu penanganannya agak berat apabila hanya dilakukan oleh para Ulama, tapi turun tangan pemerintah dalam masalah Syi’ah sangat diharapkan.
Dalam hal ini Pemerintah mempunyai pengalaman dalam menghadapi bahaya Kumunisme di Indonesia, dimana walaupun kita tetap berhubungan dengan Rusia dan RRT, tapi faham Komunisme dilarang di Indonesia. Sama seperti di Malaysia dan Brunai, meskipun mereka berhubungan dengan IRAN, tapi faham Syi’ah dilarang di Malaysia dan di Berunai.
Untuk itu dalam kesempatan ini, kami menghimbau kepada pemerintah agar secepatnya mengambil sikap yang lebih tegas kepada mereka, karena kami tidak menghendaki apa apa yang sudah mereka lakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri terulang kembali dibumi pertiwi ini.
Sekali lagi kami informasikan, bahwa didunia ini tidak ada satu Negara yang berada dalam keadaan aman dan tenteram, apabila dinegara tersebut berkembang aliran Syi’ah.
Sekarang tinggal pemerintah yang mengambil keputusan, apakah pemerintah masih akan membiarkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila berkembang terus dibumi pertiwi ini?. Apakah pemerintah akan membiarkan berkembang terus aliran yang ajarannya sangat meresahkan masyarakat dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita?. Apakah pemerintah akan membiarkan gerakan Syi’ah yang jelas jelas dapat membahayakan negara kita?.
Sekarang bola ada ditangan pemerintah, terserah pemerintah, mau diapakan. Namun dalam hal ini pemerintah yang bertanggung jawab, apabila sampai terjadi hal hal yang tidak kita inginkan, sebab kesabaran itu ada batasnya.
Semoga negara kita dijaga dan diselamatkan dari aliran sesat Syi’ah dan dari aliran aliran sesat yang lain.
Demikian akibat berkembangnya aliran sesat Syi’ah di Indonesia ditinjau dari segi HANKAMNAS dan PANCASILA.
Semoga apa yang kami sampaikan diatas dapat membantu pemerintah dalam menentukan sikap terhadap aliran sesat Syi’ah.
ASH-SHOWAAIQ EDISI AGUSTUS 2006
Kemudian melihat bahayanya bagi bangsa dan negara apabila aliran sesat tersebut terus berkembang di Indonesia, maka Redaksi Ash-Showaaiq meminta kepada Yayasan ALBAYYINAT untuk membahasnya. Namun kali ini kami menghendaki pembahasannya dari segi :
H A N K A M N A S DAN P A N C A S I L A.
Semoga kajian dibawah ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak yang berkepentingan.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam kesempatan ini kami tidak akan membahas aliran Syi’ah dari segi agama, sebab para Ulama Islam sudah sepakat bahwa ajaran Syi’ah Imamiyyah Itsna’asyariyyah yang berpusat di Iran itu sesat dan keluar dari Islam ( Kafir ). Tapi kali ini kami akan membahas berbahayanya aliran Syi’ah bagi bangsa dan negara kita, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Redaksi Ash-Showaaiq.
Sampai saat ini kami kalau sholat selalu memohon kepada Alloh Swt agar Syi’ah di Indonesia tidak sampai kuat. Sebab apabila mereka sampai kuat, maka kami khawatir apa yang terjadi di Iraq, Pakistan, India dan di Timur Tengah lainnya, yaitu saling bunuh antara Ahlussunnah dengan Syiah akan terjadi di Indonesia. Dan ini kami rasa tidak bisa dielakkan.
Bagaimana tidak akan terjadi?.
Sebagaimana kita ketahui, Indonesia ini adalah bumi Ahlussunnah Waljamaah, dimana Muslimin Indonesia sangat menghormati dan mencintai serta menjunjung tinggi pemimpin pemimpin islam. Kita sangat menghormati para Sahabat, Istri Istri Rosululloh Saw dan para Imam Ahlussunnah. Sikap kita Ahlussunnah Waljamaah jelas, yaitu kita siap berkorban apa saja, baik harta benda maupun jiwa raga kita demi membela mereka.
Kemudian datang orang orang Syi’ah dari Iran atau orang orang yang sudah dikader di Iran kebumi Ahlussunnah Waljamaah dan tanpa sopan mencaci maki dan melaknat pemimpin pemimpin kita. Pemimpin pemimpin yang kita hormati dan kita jadikan panutan tersebut mereka kafirkan dan mereka murtadkan.
Hal ini berakibat sangat meresahkan masyarakat dan tentu membuat kita marah dan tidak bisa menerima perlakuan mereka. Bagaimana kita akan tinggal diam menerima kekurang ajaran mereka, bagaimana kita akan diam melihat kebiadaban mereka. Karenanya apa yang terjadi diluar negeri yaitu saling bunuh antara Ahlussunnah dengan Syi’ah akan terjadi di Indonesia dan ini tidak bisa dihindarkan. Sebab hal yang seperti ini sudah terjadi dibeberapa negara, dan hampir setiap hari dapat kita saksikan di Televisi Televisi kita.
Jika sekarang cara mereka berkampanye masih melalui buku buku dan door to door sembunyi sembunyi, karena mereka sungkan dan takut kepada Muslimin Indonesia yang dikenal beraqidah Ahlussunnah Waljamaah, maka apabila mereka merasa sudah kuat, mereka akan kampanye dijalan jalan tanpa sungkan lagi dan akan terang terangan mencaci maki pemimpin pemimpin islam, para Sahabat dan Istri Istri Rosululloh Saw.
Sekarang saja dimana mereka belum kuat, bukan rahasia lagi bahwa akibat dari berkembangnya aliran Syi’ah di Indonesia telah terjadi perpecahan dan permusuhan didalam masyarakat. Banyak bukti yang menunjukkan terjadinya pertengkaran dan perpecahan antara ayah dengan anaknya, suami dengan istrinya, kakak dengan adiknya, ibu dengan anaknya, guru dengan muridnya, seseorang dengan temannya dan tetangganya. Sehingga banyak rumah tangga yang dahulunya harmonis men’jadi berantakan, suasana perkampungan yang sebelumnya penghuninya saling sapa dan memberikan salam, menjadi saling bermusuhan, kepengurusan organisasi yang dahulunya kompak men’jadi pecah dan masing masing individu saling men’jatuhkan, suasana masyarakat yang dahulunya hidup damai dan saling tolong menolong, men’jadi resah dan saling bermusuhan.
Sebenarnya suasana yang tidak menyenangkan tersebut, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat saja, tapi pemerintah juga sudah mencium adanya akibat yang timbul dari penyebaran aliran sesat Syi’ah. Karena itu pemerintah sudah berulang kali baik melalui MUI maupun aparat didaerah, menyerukan agar masyarakat mewaspadai aliran Syi’ah.
Pemerintah menyadari bahwa apabila pemerintah tidak cepat cepat bertindak, maka pemerintah akan kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak. Hanya saja pemerintah masih menunggu waktu yang tepat untuk bertindak. Dalam hal ini kami rasa aparat pemerintah sudah mengantongi nama nama aktivis mereka
Sekarang saja dimana mereka masih sangat sedikit, sudah terjadi keributan keributan dan saling pukul antara orang orang Sunni dengan orang orang Syi’ah, namun apabila mereka sampai kuat, maka hal hal yang tidak kita inginkan akan terjadi.
Di dalam ajaran Ahlussunnah Waljamaah, I R H A B atau T E R O R tidak ada dan tidak dibenarkan, namun didalam ajaran Syi’ah Irhab atau Teror ada dan dibenarkan dan selalu dikerjakan diberbagai Negara.
Mereka itu sangat taat kepada atasan atau pemimpin atau Imamnya dan gerakan tutup mulutnya tidak diragukan dan sudah teruji. Disamping gerakan mereka yang terorganisir, mereka didukung dana yang besar sekali, maklum didukung satu Negara yang kaya. Dengan dana tersebut beberapa tokoh kita telah dibrangus, sehingga mereka tidak berani atau tidak mau berkomentar mengenai kesesatan Syi’ah dan bahayanya bagi agama bangsa dan negara.
Berbeda dengan aliran aliran sesat yang lain, aliran sesat Syi’ah mempunyai jaringan Internasional yang terorganisir. Oleh karena itu penanganannya agak berat apabila hanya dilakukan oleh para Ulama, tapi turun tangan pemerintah dalam masalah Syi’ah sangat diharapkan.
Dalam hal ini Pemerintah mempunyai pengalaman dalam menghadapi bahaya Kumunisme di Indonesia, dimana walaupun kita tetap berhubungan dengan Rusia dan RRT, tapi faham Komunisme dilarang di Indonesia. Sama seperti di Malaysia dan Brunai, meskipun mereka berhubungan dengan IRAN, tapi faham Syi’ah dilarang di Malaysia dan di Berunai.
Untuk itu dalam kesempatan ini, kami menghimbau kepada pemerintah agar secepatnya mengambil sikap yang lebih tegas kepada mereka, karena kami tidak menghendaki apa apa yang sudah mereka lakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri terulang kembali dibumi pertiwi ini.
Sekali lagi kami informasikan, bahwa didunia ini tidak ada satu Negara yang berada dalam keadaan aman dan tenteram, apabila dinegara tersebut berkembang aliran Syi’ah.
Sekarang tinggal pemerintah yang mengambil keputusan, apakah pemerintah masih akan membiarkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila berkembang terus dibumi pertiwi ini?. Apakah pemerintah akan membiarkan berkembang terus aliran yang ajarannya sangat meresahkan masyarakat dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita?. Apakah pemerintah akan membiarkan gerakan Syi’ah yang jelas jelas dapat membahayakan negara kita?.
Sekarang bola ada ditangan pemerintah, terserah pemerintah, mau diapakan. Namun dalam hal ini pemerintah yang bertanggung jawab, apabila sampai terjadi hal hal yang tidak kita inginkan, sebab kesabaran itu ada batasnya.
Semoga negara kita dijaga dan diselamatkan dari aliran sesat Syi’ah dan dari aliran aliran sesat yang lain.
Demikian akibat berkembangnya aliran sesat Syi’ah di Indonesia ditinjau dari segi HANKAMNAS dan PANCASILA.
Semoga apa yang kami sampaikan diatas dapat membantu pemerintah dalam menentukan sikap terhadap aliran sesat Syi’ah.
ASH-SHOWAAIQ EDISI AGUSTUS 2006
Asal-Usul Lukisan Nabi Muhammad
Bertahun-tahun diterbitkan gambar yang disebut sebagai gambar masa mudanya Nabi Muhammad saw di Iran. Masyarakat Iran di samping menunjukkan rasa suka terhadap gambar itu, mereka juga mempertanyakan keabsahannya. Sebagian menyebutkan bahwa gambar itu dilukis oleh pendeta Buhaira yang sempat mengiringi Nabi Muhammad saw bersama pamannya ke Syam. Pada kenyataannya, banyak yang meragukan jawaban ini.
Tulisan berikut ini adalah usaha untuk mencari sumber asli gambar masa muda Nabi Muhammad saw. Para penulis berusaha mengargumentasikan dari mana asal gambar itu. Namun, kelihatannya, masalah ini senantiasa terbuka untuk dijadikan kajian.
Tulisan ini adalah hasil terjemahan yang dilakukan oleh Rasul Ja’fariyah dari makalah yang judul aslinya The Story of Picture Shiite Depictions of Muhammad, Pierree Centlivre & Micheline Centlivres-Demont dalam majalah ISIM Review 17, Spring 2006, hal 18-19.
Syiah Iran punya pengalaman yang cukup panjang dalam menggambarkan keluarga Nabi Muhammad saw dan Nabi sendiri. Pada akhir-akhir dekade 90 –an poster yang menggambarkan wajah Nabi Muhammad saw di cetak di Iran dan menjadi salah satu poster terlaris. Dalam poster itu menggambarkan wajah masa muda dari Nabi Muhammad saw.
Saat ini, poster ini dicetak dengan mempergunakan teknologi modern dengan alat dan teknik yang beragam. Sekalipun demikian, struktur gambar masih mempertahankan gaya tradisionalnya. Warna yang dipakai masih mempertahankan kesederhanaan. Namun, tetap saja memiliki kelebihan yang membedakannya secara mudah dari gambar yang lain seperti pedang Ali as yang memiliki dua mata.
Penggambaran yang akan kami bawakan berbeda dengan penggambaran sebelumnya. Gambar seorang pemuda tampan, mata sendu dan wajah yang menenangkan hati mengingatkan orang akan gambar-gambar di zaman Renaisan. Terutama gambar-gambar tentang pemuda yang dilukis oleh Caravagio seperti lukisan Boy Carrying a Fruit Basket yang berada di galeri Borghese, Roma dan lukisan Saint John The Baptist di museum Capitole. Kelembutan bak beludru, mulut yang setengah terbuka dan tatapan sendu.
Sekalipun ada beberapa naskah dari gambar ini, namun semuanya menunjukkan kesan muda dan di bawahnya tertulis “Muhammad Rasulullah”, bahkan sebagian memberikan informasi lebih detil tentang periode kehidupan Nabi ketika lukisan ini dilukis serta sumber lukisan sekaligus.
Penemuan menarik
Pada tahun 2004, ketika menyaksikan pameran foto dua orang seni rupa Lehnert dan Landrock, secara tidak disengaja akhirnya tersingkap juga sumber poster Iran itu. Itu dapat dilihat di foto Lehnert sepanjang tahun 1904-1906 yang diambilnya di Tunisia. Foto ini kemudian pada dekade 20 –an dicetak dalam kartu ucapan selamat.
Radolf Franz Lehnert (1878-1948) adalah warga negara Chekoslowakia sekarang. Pada tahun 1904 bersama Ernst Heinrich Landorck (1878-1966) berkebangsaan Jerman, bersama-sama menuju Tunisia. Lehnert sebagai fotografer dan Landrock sebagai penerbit dan direktur. Tahun sebelumnya, Lehnert pernah tinggal sebentar di Tunisia. Saat itulah ia jatuh cinta dengan alam di sana dan penduduknya. Keduanya membangun perusahaan L & L yang beroperasi di bidang penerbitan foto-foto dari pemandangan indah Tunisia dan Mesir. Hasilnya adalah ribuan foto dan kartu dengan gambar daerah ini yang dicetak.
Lehnert pernah mengenyam pendidikan di Yayasan Seni Grafis di Vienna. Ia punya hubungan dengan anggota Pictorialist yang menganggap foto sebagai karya seni. Foto-foto Lehnert tidak saja berbicara mengenai gurun pasir, bukit-bukit pasir, pasar dan kawasan penduduk Tunisia, tapi juga foto-foto dari remaja putra dan putri yang umurnya antara anak dan remaja dan masih memiliki wajah antara laki dan wanita. Foto-foto ini biasanya diambil sesuai dengan pesanan pembeli Eropanya. Foto tentang dunia Timur yang memberikan nuansa lain.
Lehnert sangat memanfaatkan kesempatan ini, namun ia juga mengolah kejeniusannya dalam menyiapkan karyanya. Foto-fotonya dicetak dalam bentuk perak, dalam bentuk gambar timbul dan dibuat dalam empat warna. Kebanyakan dari kartu ucapan selamatnya ini dicetak di Jerman sejak tahun 1920 dan disebarkan di Mesir.
Cetakan-cetakan dan teks yang sesuai
Tidak diragukan bahwa kartu yang ditunjukkan dalam bentuk 1, berdasarkan penomoran L & L, nomornya adalah 106 dikenal dengan poster Iran. Yang lebih menarik nama kartu nomor 106 adalah Muhammad. Ini dengan sendirinya dapat menunjukkan mengapa pelukis Iran menjadikannya sebagai model untuk lukisan Nabi Muhammad saw. Tidak ragu lagi, semua naskah yang ada dari foto ini menjadikan foto nomor 106 sebagai contoh dengan perbedaan bahwa naskah pertama lebih sesuai dengan foto yang asli. Dengan demikian, Lehnert tanpa disengaja ditempatkan dalam hati sebuah legenda.
Pertanyaan mengenai hubungan antara wajah Nabi Muhammad saw dan wajah remaja Tunisia belum mendapatkan jawabannya. Lukisan seorang remaja tertawa dengan mulut setengah terbuka, memakai sorban dan bunga melati di telinga. Wajah yang sama dalam kartu yang lain dengan judul Ahmad, seorang remaja Arab dan lain-lainnya.
Kami belum mampu menyingkap perjalanan foto yang dicetak di dekade 20 –an yang sampai di tangan penerbit Teheran dan Qom di dekade 90 –an. Namun, masih ada pertanyaan apa yang menyebabkan penerbit Iran menemukan adanya kesamaan antara wajah Nabi Muhammad semasa remajanya dengan seorang remaja Tunisia?
Sebelum perang dunia pertama, gambar Muhammad di majalah National Geographic pada bulan Januari tahun 1914 dalam sebuah artikel dengan judul “Inja va Anja Dar Shumal Afriqa” (Di sana dan di sini di Utara Afrika), di bawahnya tertulis “Arabi ba Yek Gol” (Seorang Arab dengan sebuah bunga). Pada dekade dua puluhan, kartu seri Tunisia L & L sangat disukai oleh tentara Prancis di Utara Afrika. Pada dekade 80 dan 90 –an banyak buku yang dicetak yang memuat foto-foto ini, namun judulnya bukan Muhammad.
Naskah Iran yang sekarang sudah ada perubahan. Wajah yang menipu itu masih terjaga, namun keindahan wajahnya agak berkurang. Pundak sebelah kirinya agak lebih tertutup dengan kain, mulut dan matanya sudah mengalami perbaikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seniman Iran berusaha untuk mengurangi sisi keindahan foto Lehnert, sehingga foto itu tidak lagi terlalu menarik dan diberikan tambahan agar terlihat sebagai orang suci.
Akar Kristen?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sebagian tulisan menganggap bahwa hasil karya ini punya hubungan dengan Kristen dan bukan Islam. Masalah ini memberi justifikasi tidak berdosanya seorang muslim melihat wajah Nabi atau melukiskannya. Lebih dari pada itu, orang-orang Kristen menganggap Nabi Muhammad saw sejak mudanya sebagai pribadi yang suci. Kisah pendeta Kristen Katolik atau Ortodoks bernama Buhaira menyimpulkan itu. Berdasarkan kisah itu, pada abad 9 atau 10 Buhaira berusaha mencari Nabi Muhammad saw berdasarkan tanda-tanda yang dimiliki Nabi di antara pundaknya. Nabi akan datang semestinya berkata: “Ketika saya menengok ke langit dan bintang-bintang, saya merasa di atas bintang-bintang”. Ini juga sebuah alasan disebagian gambar Nabi Muhammad saw ada latar belakang bintang-bintang.
Sekalipun sampai saat ini tidak ada penggambaran tentang wajah Nabi Muhammad saw di masa mudanya, namun penggambaran itu ada dalam bentuk dewasanya. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki kulit putih, mata hitam, alis yang tebal,gGigi teratur dan rambut bergelombang. Bentuk yang digambarkan itu dapat ditemukan dalam poster Iran. Pada hakikatnya ini adalah sebuah gambar dari sebuah gambar lain. Dengan kata lain, pelukis Iran mengambil model Nabi Muhammad saw yang mencerminkan keindahan, keremajaan dan keserasian
Tulisan berikut ini adalah usaha untuk mencari sumber asli gambar masa muda Nabi Muhammad saw. Para penulis berusaha mengargumentasikan dari mana asal gambar itu. Namun, kelihatannya, masalah ini senantiasa terbuka untuk dijadikan kajian.
Tulisan ini adalah hasil terjemahan yang dilakukan oleh Rasul Ja’fariyah dari makalah yang judul aslinya The Story of Picture Shiite Depictions of Muhammad, Pierree Centlivre & Micheline Centlivres-Demont dalam majalah ISIM Review 17, Spring 2006, hal 18-19.
Syiah Iran punya pengalaman yang cukup panjang dalam menggambarkan keluarga Nabi Muhammad saw dan Nabi sendiri. Pada akhir-akhir dekade 90 –an poster yang menggambarkan wajah Nabi Muhammad saw di cetak di Iran dan menjadi salah satu poster terlaris. Dalam poster itu menggambarkan wajah masa muda dari Nabi Muhammad saw.
Saat ini, poster ini dicetak dengan mempergunakan teknologi modern dengan alat dan teknik yang beragam. Sekalipun demikian, struktur gambar masih mempertahankan gaya tradisionalnya. Warna yang dipakai masih mempertahankan kesederhanaan. Namun, tetap saja memiliki kelebihan yang membedakannya secara mudah dari gambar yang lain seperti pedang Ali as yang memiliki dua mata.
Penggambaran yang akan kami bawakan berbeda dengan penggambaran sebelumnya. Gambar seorang pemuda tampan, mata sendu dan wajah yang menenangkan hati mengingatkan orang akan gambar-gambar di zaman Renaisan. Terutama gambar-gambar tentang pemuda yang dilukis oleh Caravagio seperti lukisan Boy Carrying a Fruit Basket yang berada di galeri Borghese, Roma dan lukisan Saint John The Baptist di museum Capitole. Kelembutan bak beludru, mulut yang setengah terbuka dan tatapan sendu.
Sekalipun ada beberapa naskah dari gambar ini, namun semuanya menunjukkan kesan muda dan di bawahnya tertulis “Muhammad Rasulullah”, bahkan sebagian memberikan informasi lebih detil tentang periode kehidupan Nabi ketika lukisan ini dilukis serta sumber lukisan sekaligus.
Penemuan menarik
Pada tahun 2004, ketika menyaksikan pameran foto dua orang seni rupa Lehnert dan Landrock, secara tidak disengaja akhirnya tersingkap juga sumber poster Iran itu. Itu dapat dilihat di foto Lehnert sepanjang tahun 1904-1906 yang diambilnya di Tunisia. Foto ini kemudian pada dekade 20 –an dicetak dalam kartu ucapan selamat.
Radolf Franz Lehnert (1878-1948) adalah warga negara Chekoslowakia sekarang. Pada tahun 1904 bersama Ernst Heinrich Landorck (1878-1966) berkebangsaan Jerman, bersama-sama menuju Tunisia. Lehnert sebagai fotografer dan Landrock sebagai penerbit dan direktur. Tahun sebelumnya, Lehnert pernah tinggal sebentar di Tunisia. Saat itulah ia jatuh cinta dengan alam di sana dan penduduknya. Keduanya membangun perusahaan L & L yang beroperasi di bidang penerbitan foto-foto dari pemandangan indah Tunisia dan Mesir. Hasilnya adalah ribuan foto dan kartu dengan gambar daerah ini yang dicetak.
Lehnert pernah mengenyam pendidikan di Yayasan Seni Grafis di Vienna. Ia punya hubungan dengan anggota Pictorialist yang menganggap foto sebagai karya seni. Foto-foto Lehnert tidak saja berbicara mengenai gurun pasir, bukit-bukit pasir, pasar dan kawasan penduduk Tunisia, tapi juga foto-foto dari remaja putra dan putri yang umurnya antara anak dan remaja dan masih memiliki wajah antara laki dan wanita. Foto-foto ini biasanya diambil sesuai dengan pesanan pembeli Eropanya. Foto tentang dunia Timur yang memberikan nuansa lain.
Lehnert sangat memanfaatkan kesempatan ini, namun ia juga mengolah kejeniusannya dalam menyiapkan karyanya. Foto-fotonya dicetak dalam bentuk perak, dalam bentuk gambar timbul dan dibuat dalam empat warna. Kebanyakan dari kartu ucapan selamatnya ini dicetak di Jerman sejak tahun 1920 dan disebarkan di Mesir.
Cetakan-cetakan dan teks yang sesuai
Tidak diragukan bahwa kartu yang ditunjukkan dalam bentuk 1, berdasarkan penomoran L & L, nomornya adalah 106 dikenal dengan poster Iran. Yang lebih menarik nama kartu nomor 106 adalah Muhammad. Ini dengan sendirinya dapat menunjukkan mengapa pelukis Iran menjadikannya sebagai model untuk lukisan Nabi Muhammad saw. Tidak ragu lagi, semua naskah yang ada dari foto ini menjadikan foto nomor 106 sebagai contoh dengan perbedaan bahwa naskah pertama lebih sesuai dengan foto yang asli. Dengan demikian, Lehnert tanpa disengaja ditempatkan dalam hati sebuah legenda.
Pertanyaan mengenai hubungan antara wajah Nabi Muhammad saw dan wajah remaja Tunisia belum mendapatkan jawabannya. Lukisan seorang remaja tertawa dengan mulut setengah terbuka, memakai sorban dan bunga melati di telinga. Wajah yang sama dalam kartu yang lain dengan judul Ahmad, seorang remaja Arab dan lain-lainnya.
Kami belum mampu menyingkap perjalanan foto yang dicetak di dekade 20 –an yang sampai di tangan penerbit Teheran dan Qom di dekade 90 –an. Namun, masih ada pertanyaan apa yang menyebabkan penerbit Iran menemukan adanya kesamaan antara wajah Nabi Muhammad semasa remajanya dengan seorang remaja Tunisia?
Sebelum perang dunia pertama, gambar Muhammad di majalah National Geographic pada bulan Januari tahun 1914 dalam sebuah artikel dengan judul “Inja va Anja Dar Shumal Afriqa” (Di sana dan di sini di Utara Afrika), di bawahnya tertulis “Arabi ba Yek Gol” (Seorang Arab dengan sebuah bunga). Pada dekade dua puluhan, kartu seri Tunisia L & L sangat disukai oleh tentara Prancis di Utara Afrika. Pada dekade 80 dan 90 –an banyak buku yang dicetak yang memuat foto-foto ini, namun judulnya bukan Muhammad.
Naskah Iran yang sekarang sudah ada perubahan. Wajah yang menipu itu masih terjaga, namun keindahan wajahnya agak berkurang. Pundak sebelah kirinya agak lebih tertutup dengan kain, mulut dan matanya sudah mengalami perbaikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seniman Iran berusaha untuk mengurangi sisi keindahan foto Lehnert, sehingga foto itu tidak lagi terlalu menarik dan diberikan tambahan agar terlihat sebagai orang suci.
Akar Kristen?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sebagian tulisan menganggap bahwa hasil karya ini punya hubungan dengan Kristen dan bukan Islam. Masalah ini memberi justifikasi tidak berdosanya seorang muslim melihat wajah Nabi atau melukiskannya. Lebih dari pada itu, orang-orang Kristen menganggap Nabi Muhammad saw sejak mudanya sebagai pribadi yang suci. Kisah pendeta Kristen Katolik atau Ortodoks bernama Buhaira menyimpulkan itu. Berdasarkan kisah itu, pada abad 9 atau 10 Buhaira berusaha mencari Nabi Muhammad saw berdasarkan tanda-tanda yang dimiliki Nabi di antara pundaknya. Nabi akan datang semestinya berkata: “Ketika saya menengok ke langit dan bintang-bintang, saya merasa di atas bintang-bintang”. Ini juga sebuah alasan disebagian gambar Nabi Muhammad saw ada latar belakang bintang-bintang.
Sekalipun sampai saat ini tidak ada penggambaran tentang wajah Nabi Muhammad saw di masa mudanya, namun penggambaran itu ada dalam bentuk dewasanya. Disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki kulit putih, mata hitam, alis yang tebal,gGigi teratur dan rambut bergelombang. Bentuk yang digambarkan itu dapat ditemukan dalam poster Iran. Pada hakikatnya ini adalah sebuah gambar dari sebuah gambar lain. Dengan kata lain, pelukis Iran mengambil model Nabi Muhammad saw yang mencerminkan keindahan, keremajaan dan keserasian
Selasa, 03 Februari 2009
Katakan
Kau berpaling muka kala bisa katakan cinta.
Kala kesempatan tiada, baru kau ungkapkan rasa.
Kau katakan kala ku tak lagi memerlukan.
Kenapa tak sedari dulu, saat masih terbuka kesempatan.
Kala kesempatan tiada, baru kau ungkapkan rasa.
Kau katakan kala ku tak lagi memerlukan.
Kenapa tak sedari dulu, saat masih terbuka kesempatan.
Kamis, 29 Januari 2009
diary today.....
di akhir penghujung kelas XII ini saya secara pribadi meminta maaf kepada seluruh teman-temanku. i'm not a perfect person, sudah tentu saya sudah banyak sekali berbuat kesalahan yang menyebabkan teman semua merasa di rugikan. di ruangan blog yg sempit dan sudah tentu tidak akan bisa menampung dosaku kepada teman semua. saya secara pribadi meminta maaf atas segala dosa-dosa yang telah aku perbuat.
TERIMA KASIH.....
TERIMA KASIH.....
Langganan:
Postingan (Atom)