Minggu, 20 September 2009

rumah adat garut tahan gempa

WASPADA ONLINE

GARUT – Guncangan gempa bumi berkekuatan 7,3 pada skala richter yang terjadi pada Rabu (2/9) telah meluluhlantakkan sejumlah daerah di Jawa Barat, termasuk Garut. Namun, seluruh rumah adat Kampung Dukuh, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, 125 km arah selatan Garut justru masih utuh.

Camat Cikelet, Rifan, menyebutkan di wilayahnya ada 1.561 rumah rusak berat dan 1.623 rusak ringan. Namun, dari 10 ha perkampungan adat yang ada di Kampung Dukuh semuanya selamat. Terdiri dari 1 ha merupakan Dukuh Dalam, tujuh hektare Dukuh Luar, serta sisanya areal makam Karomah, serta lahan produksi.

Hal ini, menurut dia, di karenakan di sana terdapat keseragaman struktur bangunan permukiman msyarakat adat. Terdiri atas puluhan rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat. Seluruh bahan bangunan rumah panggung itu dari kayu berdinding anyaman bambu beralaskan papan serta beratapkan ijuk.

Di dekat perkampungan itu berdiri lereng hutan yang selamanya tabu untuk ditebang apalagi dijarah. “Karena bisa pamali atau mendatangkan bencana sangat besar,” kata pemuka masyarakat setempat Daud Mokhamad Komar.

Sehingga pada musim kemarau atau penghujan sekalipun, tak pernah terjadi bencana tanah longsor atau banjir lumpur. Seluruh warganya taat melakanakan ibadah berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.

Saat gempa mengguncang Rabu lalu, menurut Daud, seluruh penghuni cagar budaya itu mengumandangkan takbir serta mengucapkan ayat-ayat suci Al-Quran. Mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak.

Mereka sempat berkumpul di pelataran halaman rumah yang cukup luas, menengadahkan kepala dan pandangannya ke langit, sambil terus membacakan doa
(dat06/inilah)

Tidak ada komentar: