Selasa, 11 November 2008

OBAMA UNGGULI HILLARY

OBAMA UNGGULI HILLARY
Pertarungan lima bulan antara dua kandidat kuat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, berakhir dengan klaim kemenangan senator Barack Obama atas rivalnya, Senator Hillary Clinton. Senator Illinois berumur 46 tahun itu sukses meraup 2,165 suara delegasi dari 2.118 yang disyaratkan partainya."Amerika Serikat, inilah saatnya bagi kita," kata bakal calon presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat itu di hadapan lebih 30 ribu pendukungnya yang memadati arena hoki di St. Paul, Negara bagian Minnesota, lokasi bakal digelarnya konvensi Partai Republik. Sorak-sorai pun membahana. "Perubahan, perubahan!"Kata Obama lagi, "Inilah saatnya bagi kita semua untuk berpaling dari kebijakan-kebijakan masa lalu. Saat kita untuk memberikan satu arahan baru bagi negara yang kita cintai."Sementara Hillary sendiri dikabarkan akan membuka diri bagi jabatan wakil presiden. Hal itu disampaikan Hillary kepada sejumlah anggota parlemen New York. "Dia terbuka akan jabatan itu," kata seorang staf delegasi New York.Tim kampanye Hillary sendiri mewanti-wanti bahwa jabatan itu semata-mata untuk menjamin bahwa Partai Demokrat akan "merebut" kembali Gedung Putih dan mengalahkan John McCain, calon Partai Republik. Namun, seorang anggota Kongres menyatakan keputusan soal siapa yang kelak pantas menduduki posisi wakil presiden tergantung pada Obama.Obama pun menanggapinya dengan mengatakan akan selekasnya menemui Hillary. "Lebih cepat kita menyatukan partai ini, lebih baik, agar kita dapat fokus kepada John McCain dan merebut kembali Gedung Putih." tuturnya, seraya menawari Hillary "duduk pada saat yang dia rasa tepat."Tim kampanye Obama menyatakan Nyonya Clinton menanggapi tawaran itu dengan positif, dan segera mereka akan bertemu.BLACK PRESIDENTKontes pemilihan pendahuluan (primary) kubu Partai Demokrat segera mencapai puncaknya. Bakal calon presiden Barack Obama, dipastikan meraih tiket untuk maju menjadi calon utama Demokrat. Dari total 2.118 suara delegasi yang dibutuhkan, Obama sudah meraup 2.165 suara. Adapun rivalnya Senator Hillary Clinton meraih 1.926 suara delegasi, setelah menang dalam pemilihan di Negara bagian Puerto Rico dan South Dakota.Kemenangan itu dibukukan Obama setelah meraup 55 persen suara dari Hillary - 41 persen - di Montana. Dalam pemilihan terakhir itu, kedua calon kandidat memperebutkan 31 total suara.Kini Obama dan Hillary tinggal menunggu aba-aba dari Konvensi Partai demokrat Agustus mendatang guna menghadang calon Republik, Senator John McCain.BARACK HUSSEIN OBAMADemokrat (Senator Illinois)2.165 total suara delegasi (389 delegasi super)Tema Kampanye :1. Mengakhiri perang Irak2. Memulihkan kredibilitas Amerika Serikat dalam percaturan politik dunia3. Sistem jaminan kesehatan menyeluruh.HILLARY RODHAM CLINTONDemokrat (Senator New York)1.926 total suara delegasi (282 delegasi super)Tema Kampanye :1. Menjanjikan jaminan kesehatan2. Mengakhiri perang Irak3. Memberdayakan kelas menengahJOHN McCAINRepublik (Senator Arizona)1.091 total suara delegasi (133 delegasi super)Tema Kampanye :1. Memenangkan perang terhadap ekstremis Islam2. Reformasi pemerintahan3. Reformasi jaminan sistem kesehatan.Total delegasi yang dibutuhkan : 2.118Obama : 2.165Hillary : 1.926McCain : 1.091 (total delegasi 1.504 untuk Republik).BARACK HUSSEIN OBAMA,FENOMENA SI BINTANG MUDA
Seiring tibanya musim kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat, nama Barack Obama pun merebak. Tokoh berkulit hitam dari Partai Demokrat itu semakin populer. Bahkan, popularitasnya mengalahkan mantan Ibu Negara negeri Paman Sam, Hillary Clinton.
Popularitas Barry-demikian ia biasa disapa -juga melintas batas hingga ke pelosok Indonesia. Betapa tidak, ketika membolak-balikkan riwayat hidupnya, ternyata Obama pernah mengenyam pendidikan dasar pada salah satu sekolah dasar di Indonesia.
"Sebelumnya kami tidak pernah mengetahui Barack Obama pernah mengenyam pendidikan di sekolah ini. Setelah namanya mencuat saat pencalonan Presiden dari Partai Demokrat dan diberitakan bahwa pernah sekolah di sini, kami pun baru mengetahuinya," ujar Mujaini, guru seni di SDN Menteng 01 Jakarta, tempat Obama bersekolah dulu.
Sosok Barry ternyata masih terpatri dalam diri para teman sekelasnya. Sonni Gondokusumo (47) misalnya masih ingat sosok lelaki berkulit hitam itu. "Tidak banyak yang saya ingat. Waktu itu ia gendut, dan keriting. Kita biasa menyapa dia Barry. Tapi Barry adalah sosok yang menyenangkan dan pintar," ujar Sonni.
Barry, kata Sonni pernah bertandang ke rumahnya di Dempo Matraman. Rumah Obama ketika itu terletak di dekat Taman Amir Hamzah, Menteng. "Orangnya baik," kata Sonni ringkas. Kepemimpinan Barry, kata Sonni, belum menonjol pada waktu itu.
Salah seorang teman, Rully da Saat, punya kesaksian lain. Ia mengaku tidak punya kenangan mendalam tentang salah satu kandidat presiden dari Partai Demokrat itu. "Kita sudah 37 tahun tidak bertemu. Karena itu sudah banyak yang lupa. Tapi seingat saya, orangnya menyenangkan. Wellcome," ujar Rully.
Sonni dan Rully adalah dua di antara 40 siswa teman sekelas Barry. Teman lainnya adalah Dewi Asmara, yang kini adalah anggota DPR-RI di Komisi III. Selain itu ada Kolonel AU Danardono, Debora Sondakh (Direktur Marketing Unilever) dan Imam Arifin. Barry sempat menyengnyam pendidikan dasar di SDN 01 Menteng selama setahun. Tepatnya, ketika menduduki kelas 4 SD pada tahun 1971.
Popularitas Barry selama musim kampanye memberi inspirasi sekaligus dorongan bagi teman sekelas untuk memberikan dukungan moral bagi pencalonanya. Sabtu (1/03) lalu, para alumnus sekolah ini, resmi mendeklarasikan berdirinya Obama Fans Club.
Rully, salah seorang pencetus ide mengatakan, Obama Funs Club bertujuan untuk memberikan dukugan moral kepada Barack Obama dalam pencalonannya sebagai kandidat presiden. "Kami mau tunjukkan kepada beliau bahwa sebagai teman sekelas dulu, kami memberikan dukungan penuh bagi pencalonannya," ujar Sonni.
Salah satu bentuk dukungan itu, katanya, para alumus akan mengirimkan foto bersama kepada Barack Obama. "Kita juga berharap agar Barry masih ingat kita-kita," ujar Sonni.
Sebagai negara Islam terbesar, dukungan dari Indonesia, kata Sonni sangat penting dan besar artinya. Sonni juga berharap, jika terpilih menjadi presiden AS, Obama bisa membina hubungan yang lebih baik dengan Indonesia.
Seabrek Penghargaan
Menurut Mujani, SDN Menteng 01 Jakarta, resmi berdiri tahun 1934. Sekolah ini memang diperuntukkan bagi turunan bangsawan dan warga asing. Hampir 25 persen muridnya berkewarganegaraan asing. Karena itu, sekolah ini, kata Mujani lebih dikenal sebagai sekolah internasionalnya Jakarta.
Sekolah yang terletak di Jalan Besuki Nomor 4 Menteng ini mulanya diberi nama dari Bahasa Belanda. Setelah Merdeka, sekitar tahun 1947, sekolah ini berubah nama menjadi SDN Besuki. Awalnya, sekolah ini merupakan salah satu SDN Percontohan. Pada tahun 2002, SD Menteng 01 ini berubah nama menajdi SD Model Primary School, Sekolah Dasar Koalisi Regional Seameo Asia Tenggara. Kini, bangunan sekolah ini telah ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai cagar budaya.
Sebagai salah satu model sekolah percontohan, SDN Menteng 01 Jakarta telah meraih berbagai penghargaan dan sertifikat. Pada tahun 2004, ia meraih sertifikat ISO 19001:2000, dalam bidang mutu.
Marmi, Spd, Guru Pembina Perlombaan Matematika mengatakan, SDN Menteng 01 sering meraih kejuaraan baik pada tingkat kotamadya maupun pada tingkat nasional. Tanggal 17 Februari lalu misanya, SDN Menteng 01 meraih juara umum lomba bidang studi Matematika yang diselenggarakan oleh Jepang.
Popularitas Obama tak pelak, turut memacu semangat dan kebanggaan para alumnus, guru dan siswa SDN 01 Menteng. "Walaupun tidak pernah bertemu, tapi kita bangga juga karena Obama adalah salah satu alumnus sekolah ini. Akhirnya kita menjadi terpacu untuk terus berprestasi," ujar Mujani.
Pakar pendidikan J. Drost mengatakan, dunia pendidikan sangat membutuhkan figur atau sosok yang menjadi teladan. Di tengah merosotnya mutu pendidikan, peran sosok alumnus yang sukses - seperti Barry - bisa memacu semangat siswa, guru dan pengelola sekolah untuk terus berprestasi.
** Catatan Mas Herdiman
PATERSON, GUBERNUR BUTA YANG PANTANG MENYERAH
"Perkenankan saya memperkenalkan diri lagi. Saya David Paterson dan saya Gubernur Negara Bagian New York," ujar Paterson dalam pidato pelantikan pada 17 Maret 2008. Dia adalah orang kulit hitam pertama yang menjabat sebagai Gubernur New York. Dia juga orang buta pertama yang menduduki jabatan itu di Amerika Serikat.
David Alexander Paterson (58) diangkat menggantikan Eliot Spitzer, Gubernur New York sebelumnya, yang mengundurkan diri setelah terjerat skandal sex. Paterson, yang menjabat wakil gubernur, otomatis menjadi gubernur sesuai dengan konstitusi New York hingga tahun 2010.
Paterson kehilangan penglihatan saat berusia tiga bulan akibat infeksi telinga yang menjalar ke syaraf optik. Mata kirinya buta, mata kanannya bisa melihat tetapi sangat terbatas. Namun, sepanjang karier politiknya selama 20 tahun, kebutaannya tidak pernah dipersoalkan.
Kecerdasan dan kepribadiannya yang menyenangkan mengalahkan cacat yang disandangnya. Dia sangat dihormati baik oleh kalangan Partai Demokrat maupun Partai Republik di New York.
Sebagai orang buta, Paterson tidak mau menggunakan tongkat atau anjing pemandu. Paterson masih suka mengenang ketika dulu dia pernah kehilangan kepercayaan diri semasa remaja akibat kebutaannya. Dia ingat tidak diundang ke berbagai pesta karena orang takut dia jatuh atau melukai dirinya sendiri.
Pantang menyerah dengan kekurangan, Paterson mendapatkan gelar Sarjana Muda Sejarah dari Universitas Columbia tahun 1977 dan Sarjana Hukum Hofstra tahun 1983. Dia dipilih sebagai anggota Yayasan Amerika untuk Orang Buta dan anggota dewan direksi Achilles Track Club, sebuah organisasi yang mensponsori atlet dan veteran cacat untuk berlomba marathon. Paterson berhasil menyelesaikan lomba marathon Kota New York tahun 1999.
Karier politiknya dimulai tahun 1985. Tahun 2002, Paterson terpilih sebagai Ketua Minoritas Senat melalui Konvensi Nasional Partai Demokrat. Pemilihan itu membuatnya menjadi orang non kulit putih pertama yang menjabat pemimpin legislatif di negara bagian sekaligus jabatan tertinggi yang pernah diduduki seorang Afrika-Amerika di New York. Dia terkenal karena keterampilan politiknya yang tajam.
Paterson tinggal di Harlem bersama keluarganya. Isterinya Michelle Paige Paterson, adalah pejabat pelayanan kesehatan yang dinikahinya tahun 1992. Paterson memiliki dua anak. Ashley (19), puteri Michelle dari pernikahan sebelumnya, dan Alex (13), putera mereka berdua yang bersekolah di New York.

Tidak ada komentar: